Bisnis.com, JAKARTA - Grup usaha sektor otomotif PT. Astra International Tbk (ASII), masih mengukukuhkan posisinya sebagai pemimpin pasar mobil dengan mengoleksi penjualan sebanyak 298.488 unit.
Merek-merek mobil yang berada dalam kendali ASII yakni Toyota, Daihatsu, Isuzu dan Peugeot.
Dengan total penjualan selama periode Januari hingga Juni 2017 tersebut, sukses menempatkan mobil produksi ASII menguasai pangsa pasar (market share) sebesar 56% dari total penjualan mobil semua merek sebanyak 533.903 unit.
Berdasarkan data ASII dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) yang diolah Bisnis, Toyota masih menjadi ujung tombak penjualan dengan penjualan sebanyak 196.012 unit, disusul oleh Daihatsu94.287 unit, kemudian Isuzu 8.167 unit dan Peugeot 22 unit.
Penjualan mobil di sepanjang semester pertama tahun ini, naik tipis sebesar 0,3% dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 532.127 unit.
Adapun catatan market share mobil Astra selama semester pertama 2017, konsisten di atas 50% yakni Januari 57%, Februari 58%, Maret 55%, April 56%, Mei 53% dan Juni 55%.
Baca Juga
Sektor otomotif merupakan lini bisnis yang menjadi penopang utama kinerja Astra secara keseluruhan.
Di tahun buku 2016, lini bisnis otomotif perseroan mencetak laba bersih sebesar Rp9,2 triliun, sebagian besar ditopang oleh kesuksesan peluncuran mobil model baru.
Lini otomotif menjadi penyumbang terbesar terhadap laba bersih perseroan dengan kontribusi laba sebesar Rp9,2 Triliun atau 60,5%.
Pada kesempatan syukuran HUT ke-60 ASII pada 24 Februari lalu, Presiden Direktur ASII Prijono Sugiarto mengatakan perseroan akan terus mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin pasar di industri otomotif nasional.
"Dalam kesempatan ini kami menegaskan, Astra tidak akan pernah meninggalkan sektor otomotif sebagai bisnis inti dan penopang utama kinerja perusahaan dari awal berdirinya perusahaan hingga saat ini berusia 60 tahun," katanya.
Prijono mengemukakan sektor otomotif masih menjadi penopang utama kinerja perseroan dengan kontribusi terhadap pendapatan perusahaan sekitar 50%, disusul sektor jasa keuangan sekitar 15%, alat berat, pertambangan dan energi 15%, agribisnis 10%, dan sektor lainnya 5%.
"Pada masa mendatang kami akan terus berkarya dan melakukan inovasi dalam memajukan industri otomotif nasional yang berarti ikut memajukan perekonomian nasional dengan terciptanya lapangan kerja, setoran pajak dan devisa ekspor," ujarnya.