Bisnis.com, JAKARTA - Menggeliatnya pembangunan infrastruktur serta mulai membaiknya aktivitas industri pertambangan dinilai menjadi penyebab peningkatan penjualan kendaraan komersial segmen heavy truck.
Direktur Marketing Mitsubishi Fuso Truck & Bus Corporation Duljatmono menjelaskan, kendaraan heavy duty truck menyasar ke dua sektor bisnis tersebut, di mana sektor infrastruktur menjadi penopang penjualan.
"Sasarannya memang pertambangan dan infrastruktur, tapi yang dominan masih infrastruktur. Infrastruktur ada dua juga, pembangunan rutin atau biasanya dan proyek-proyek dari pemerintah," katanya kepada Bisnis, Senin (29/5/2017).
berat pada awal tahun ini terus menunjukkan perbaikan. Dari data yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Senin (29/5/2017), total penjualan heavy truk pada April lalu sebanyak 1.525 unit.
Angka tersebut melonjak cukup tajam yakni lebih dari dua kali lipat dibandingkan capaian pada bulan yang sama tahun lalu yang hanya sebanyak 714 unit.
Secara total, penjualan pada periode Januari-April 2017 mencapai 4.762 unit, naik 91,86% dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu yakni sebanyak 2.482 unit.
Baca Juga
Duljatmono menilai, untuk saat ini sektor pertambangan masih belum bisa dijadikan sebagai tumpuan penjualan mengingat belum semua komoditas telah pulih. Tercatat hanya batu bara yang sedikit membaik.
"Itu pun harganya bisa dibilang belum stabil. Harganya masih berubah-ubah dan kita sangat tergantung dari ekspor. Kalau ekspor tinggi pertambangan juga tergerak," ujarnya.
Menurutnya, jikia pelaku usaha hanya mengandalkan sektor pertambangan maka pasar kendaraan jenis ini secara total tidak akan jauh lebih baik dibandingkan capaian pada tahun lalu.
Asumsi berbeda diungkapkan oleh Volvo Truck Indonesia. Perusahaan tersebut masih optimistis industri pertambangan akan menjadi pendorong kinerja penjualan heavy truck.
Bahkan Volvo Indonesia saat ini perusahan memasarkan tiga tipe yang memang difokuskan untum industri sektor pertambangan, yakni FMX off-road, VH yang multifungsi, serta FM yang murni untuk kebutuhan on road.
"VH kadang bisa digunakan di daerah pertambangan tapi juga banyak yang menggunakannya untuk on road. Kalau FMX khusus off road dan FM untuk on road," kata Head of Marketing Volvo Truck Indonesia Bagus Pranoto.
PT Eka Dharma Jaya Sakti, diler resmi Volvo Trucks di Indonesia merilis penjualan hingga April lalu tercatat lebih dari 100 unit. Angka ini cukup memuaskan perusahaan mengingat tahun lalu pasar kendaraan jenis ini sangat sepi.
Pantas P. Sihombing, Direktur PT Eka Dharma Jaya Sakti mengatakan aktivitas penjualan dalam beberapa tahun terakhir memang cukup terhambat. Pasalnya pemulihan harga kompditas baru dirasakan oleh industri kendaraan bermotor segmen truk pada akhir tahun lalu. Apalagi, sebagian besar konsumen truk Volvo adalah pengusaha pertambangan.
"Batu bara masih menjadi harapan kami. Kami berharap meskipun harganya naik turun tapi masih di angka aman maka penjualan juga akan terus meningkat," ujarnya.
Dia menargetkan penjualan total pada tahun ini mencapai 300 unit, naik lebih dari dua kali lipat dibanding capaian pada tahun lalu yang sebanyak 125 unit. Awalnya, perusahaan hanya menargetkan penjualan sebanyak 200 unit. Namun ternyata permintaan pasar membludak dan diprediksi akan mencapai 300 unit pada akhir tahun.
Melonjaknya pemesanan itu berdampak pada masalah distribusi. Dia menambahkan, sebagian produk yang dipesan kemungkinan akan didistribusikan pada tahun depan. "Masih ada penundaan, ini masalah biasa ada pengendalian dari pabrik. Tapi tahun depan kami pastikan produknya ada."