Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrikan Otomotif di AS dan Meksiko Tunda Investasi

Keputusan Trump untuk tidak lagi bergabung dengan Trans-Pacific Partnership (TPP) serta janjinya untuk menegosiasikan kembali perjanjian North American Free Trade Agreement (NAFTA), memaksa para perusahaan untuk memikirkan kembali strategi mereka.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./REUTERS-Jonathan Ernst
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./REUTERS-Jonathan Ernst

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah rencana kebijakan yang akan direalisasikan Presiden AS Donald Trump guna memperbaiki sejumlah kebijakan perdagangan serta untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan membuka lapangan pekerjaan, tampaknya membuat sejumlah produsen raksasa sepatu, otomotif dan ritel menghadapi kekacauan dalam operasi international mereka.

Keputusan Trump untuk tidak lagi bergabung dengan Trans-Pacific Partnership (TPP) serta janjinya untuk menegosiasikan kembali perjanjian North American Free Trade Agreement (NAFTA), memaksa para perusahaan untuk memikirkan kembali strategi terkait jaringan pasokan dan investasi di era baru kebijakan yang bersifat protektif.

Tentu saja, kondisi tersebut memberatkan para importir seperti Nike Inc. dan Ford Motor Co. "Setiap perusahaan global sekarang ini sedang mencoba untuk memahami apa yang akan berubah," kata Simeon Siegel, seorang analis di Instinet LLC.

"Dampak terhadap jaringan pasokan, pajak, dan struktur biaya sangat jelas menjadi pertanyaan," tambahnya.

Trump telah menandatangani sejumlah rencana kebijakan, memenuhi janji untuk memperbaiki berbagai kebijakan perdagangan segera setelah dirinya resmi menjabat sebagai presiden.

Trump terus mencemooh bahwa berbagai kesepakatan perdagangan yang dinilainya sebagai pembunuh lapangan pekerjaan serta menyebutkan bahwa kesepakatan NAFTA sebagai perjanjian terburuk yang pernah ada.

Kecewa

"Banyak perusahaan dan industri multinasional akan sangat kecewa terhadap rencana Trump tersebut dan akan menghadapi ketidakpastian dari rencana untuk menegosiasikan kembali perjanjian NAFTA," ungkap Caitlin Webber, seorang analis kebijakan perdagangan di Bloomberg Intelligence.

"Para manufaktur otomotif pun kini telah menghentikan sementara investasi mereka hingga mereka mengetahui kepastian hubungan perdagangan antara AS dan Meksiko," jelas Eric Noble, President of The CarLab.

Dirinya juga menambahkan bahwa lonjakan tambahan biaya hingga USD 1 miliar untuk setiap pendirian pabrik baru dinilai terlalu berisiko hingga mengetahui apa yang akan dilakukan pemerintahan Trump.

Para produsen otomotif pun kerap menjadi target kritik Trump yang pernah mengancam pajak tinggi untuk General Motors Co yang memproduksi mobil di Meksiko.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yusran Yunus
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper