Bisnis.com, LONDON - Pemerintah Inggris menyatakan kepada manajemen Nissan terkait perdagangan bebas tarif dengan negara Eropa untuk industri otomotif pasca-Brexit. Hal itu untuk membujuk perusahaan Jepang tersebut kembali berinvestasi di pabrik mobil terbesar di negara itu.
Seperti dikutip dari Reuters, Senin (31/10/2016), bulan lalu CEO Nissan Carlos Ghosn mengatakan, membutuhkan jaminan kompensasi untuk mengimbangi tarif yang dikenakan negara-negara Eropa ketika Inggris meninggalkan Uni Eropa.
Sebabnya, pabrikan Jepang seperti Nissan maupun Toyota memiliki pabrik di Inggris yang sebagian hasil produksinya diekspor ke negara-negara Eropa. Akibat Brexit, ekspor dikenakan tarif sekitar 10% yang dinilai akan membuat mobil dari Inggris kurang kompetitif.
Sekretaris Bisnis Inggris Greg Clark mengatakan, pemerintah bertekad menjaga industri motor tetap kompetitif. Menurutnya, Nissan ingin bernegosiasi terkait perdagangan bebas tarif untuk sektor ini dengan 27 anggota Uni Eropa lainnya.
"Tujuan kami akan terus memastikan akses ke pasar di Eropa dan sebaliknya tanpa tarif dan tanpa hambatan birokrasi, dan itu adalah pendekatan negosiasi yang kami lakukan," katanya.
Namun, dia menambahkan, bahwa janji kompensasi berupa uang untuk membayar tarif bukan bagian dari kesepakatan dengan Nissan.
Sementara itu, Nissan pun menegaskan akan tetap beroperasi di Inggris. Pekan lalu Nissan mengumumkan rencananya memproduksi generasi anyar dari Qashqai dan X-Trail di Sunderland, yang secara langsung mempekerjakan sekitar 7.000 orang dan sekitar 55% hasilnya diekspor ke Eropa.