Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mobil Self-Driving Google Mampu Tempuh Jarak 3,2 Juta Km

Melalui unit bisnisnya Alphabet Inc., perusahaan multinasional berbasis teknologi asal AS, Google Inc, telah mencatat kemajuan dalam teknologi mobil bersistem self-driving miliknya.
Mobil otonom (self-driving) Google/Reuters
Mobil otonom (self-driving) Google/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Melalui unit bisnisnya Alphabet Inc., perusahaan multinasional berbasis teknologi asal AS, Google Inc, telah mencatat kemajuan dalam teknologi mobil bersistem self-driving miliknya.

Mobil itu mampu menjangkau jarak hingga 2 juta mil atau sejauh 3,2 juta km dengan situasi jalan raya yang rumit serta sejumlah rintangan seperti mobil yang salah jalur dan sepeda yang melaju di depan kendaraan.

Upaya tersebut sebagai bentuk komitmen Google melalui unit bisnisnya yang telah mengembangkan mobil otonom sejak 2009 untuk menjadi yang terbaik dalam persaingan kendaraan tanpa pengemudi.

Perusahaan yang berbasis di Silicon Valley tersebut sepenuhnya berfokus pada pembuatan mobil otonom yang lebih aman dan efisien serta membuka peluang transportasi bagi para penyandang cacat ataupun para manula.

Pendekatan yang dilakukan Google tersebut sangat kontras dengan kebanyakan manufaktur otomotif lainnya seperti Toyota Motor Corp dan Tesla Motor Inc yang masih menfokuskan sistem kendaraan otonom sebagai fitur tambahan sehingga saat ini mobil otonom masih membutuhkan pengemudi.

"Jarak yang jauh akan lebih mudah tercapai di jalan tol atau jalan bebas hambatan daripada menavigasinya di jalan-jalan kota yang sibuk," kata Head of Google, Dmitri Dolgov.

Pengujian mobil Google dilakukan dalam situasi jalan raya yang lebih kompleks daripada dilakukan di jalan bebas hambatan. "Untuk itu Anda harus memiliki pemahaman yang lebih mendalam terkait apa yang terjadi di jalan raya," tutur Dolgov dalam wawancaranya dengan Reuters.

Mobil Google diklaim dapat mendeteksi apakah sebuah benda bergerak adalah anak atau sepeda dan mengantisipasi jika keduanya melakukan gerakan tak terduga dengan menghitung probabilitas gerakan tersebut dan menggunakan hasilnya untuk menentukan bagaimana kendaraan akan bereaksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yusran Yunus
Editor : Rustam Agus
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper