Bisnis.com, JAKARTA - Penggunaan kendaraan listrik di Hong Kong secara tidak langsung menjadi penyebab peningkatan hampir 20% emisi karbon dibandingkan dengan mobil berbahan bakar bensin.
Ini bertentangan dengan upaya kota tersebut untuk menggunakan mobil ramah lingkungan.
Neil Beveridge, seorang analis dari Hong Kong yang bekerja untuk Sanford C. Bernstein, sebuah lembaga riset, menyebutkan meningkatnya emisi dari penggunaan mobil listrik ini dikarenakan lebih dari separuh pembangkit listrik di Hong Kong masih bergantung pada batu bara untuk memproduksi listrik.
Menurutnya kota itu harus terlebih dahulu fokus untuk beralih menggunakan gas alam dan sumber daya terbarukan sebelum mendorong penggunaan kendaraan berbasis listrik melalui berbagai insentif seperti keringanan pajak.
“Penggunaan kendaraaan listrik hanya masuk akal di negara-negara dengan pembangkit listrik berintensitas karbon rendah. Di Hong Kong atau lebih luas lagi di China penggunaan kendaraan listrik melah akan meningkatkan polusi dan bukan menurunkan,” tulis Beveridge dalam sebuah laporan seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (14/4/2016).
Di Hong Kong terdapat lebih dari 4,000 kendaraan listrik yang terdaftar termasuk produksi Tesla Motor Inc. Model S yang digunakan Bernstein dalam analisisnya. Penggunaan Tesla Model S selama 150,000 kilometer di Hong Kong menghasilkan 4.4 metrik ton karbon dioksida.