Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian tetap konsisten untuk mendorong keberlangsungan program mobil murah ramah lingkungan (LCGC) sebagai salah satu instrumen penting penumbuhan industri otomotif di Indonesia.
Pasalnya menurut Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan, saat ini volume produksi dan penjualan mobil LCGC belum mencapai separuh target yang ditetapkan.
"Program LCGC ini kan baru dimulai beberapa tahun lalu, jadi memang masih terbuka dan kami dorong terus mengingat masih cukup jauh juga dari target 400.000-600.000 per tahun," kata Putu saat ditemui di area pameran otomotif Indonesia International Motor Show 2016, JI Expo Kemayoran, Jakarta, Selasa (12/4/2015).
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan segmen LCGC memiliki volume penjualan sebesar 165.434 unit sepanjang 2015.
Dengan demikian, berarti volume penjualan mobil LCGC di dalam negeri baru mencapai sekira 41 persen target bawah yang ditetapkan Kemenperin.
Putu menilai sebetulnya dari merek yang sudah terlibat dalam program LCGC saat ini telah cukup, hanya saja memang perlu ditingkatkan kapasitas produksi maupun performa penjualannya.
"Merek yang sudah ada sebetulnya sudah cukup, hanya perlu ditingkatkan kapasitas masing-masing. Di sisi lain LCGC ini juga tentu bagi yang belum ikut pasti penting melihat kondisi pasarnya sekarang. Makanya perlu juga pasar tumbuh agar kami bisa dorong secara kontinyu," kata Putu.
Hingga saat ini terdapat lima merek yang mengikuti program mobil LCGC yakni Daihatsu Ayla, Datsun GO, Honda Brio Satya, Suzuki Karimun Wagon R dan Toyota Agya