Bisnis.com, JAKARTA - Hengkangnya Ford dari industri otomotif di Indonesia, dipengaruhi oleh tiga hal yang mendasar. Kelesuan ekonomi global berdampak pada keberlangsungan hidup Ford di Indonesia.
Ekonom Standard Chartered Indonesia, Aldian Taloputra menilai tiga hal yang menyebabkan Ford angkat kaki dari Indonesia. "Soal Ford adalah kombinasi banyak hal, tidak hanya disebabkan oleh satu hal saja," ujar Aldian, Selasa (26/1/2016).
Aldian melihat bahwa Ford terpaksa hengkang dari Indonesia disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi yang kurang baik di 2015 lalu. Salah satu indikatornya, adalah jumlah penjualan mobil tahun lalu yang menurun hingga 7% secara y-o-y.
Faktor kedua yang mempengaruhi yaitu kelesuan ekonomi global yang mempengaruhi pasar otomotif, tidak hanya Ford. Ford merupakan industri otomotif yang banyak memproduksi kendaraan double cabin yang kebanyakan digunakan untuk keperluan sektor pertambangan.
"Di sini kena juga. Karena ekonomi global, harga global turun, investasi mining sector (sektor pertambangan) turun, permintaan akan produk mereka juga turun," ujar Aldian.
Ford juga dinilai kalah bersaing dengan industri otomotif mobil yang berasal Jepang di Indonesia. Menurutnya, Industri mobil Jepang memiliki basis industri manufacturing yang lebih kuat dari Ford. "Industri mobil jepang bisa menggunakan komponen yang diproduksi di sini sehingga tidak perlu impor. Berbeda dengan Ford yang mungkin harus impor semuanya sehingga kalau bersaing dalam harga," tambah Aldian.
Ekonom Standard Chartered Indonesia, Aldian Taloputra menilai tiga hal yang menyebabkan Ford angkat kaki dari Indonesia. "Soal Ford adalah kombinasi banyak hal, tidak hanya disebabkan oleh satu hal saja," ujar Aldian, Selasa (26/1/2016).
Aldian melihat bahwa Ford terpaksa hengkang dari Indonesia disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi yang kurang baik di 2015 lalu. Salah satu indikatornya, adalah jumlah penjualan mobil tahun lalu yang menurun hingga 7% secara y-o-y.
Faktor kedua yang mempengaruhi yaitu kelesuan ekonomi global yang mempengaruhi pasar otomotif, tidak hanya Ford. Ford merupakan industri otomotif yang banyak memproduksi kendaraan double cabin yang kebanyakan digunakan untuk keperluan sektor pertambangan.
"Di sini kena juga. Karena ekonomi global, harga global turun, investasi mining sector (sektor pertambangan) turun, permintaan akan produk mereka juga turun," ujar Aldian.
Ford juga dinilai kalah bersaing dengan industri otomotif mobil yang berasal Jepang di Indonesia. Menurutnya, Industri mobil Jepang memiliki basis industri manufacturing yang lebih kuat dari Ford. "Industri mobil jepang bisa menggunakan komponen yang diproduksi di sini sehingga tidak perlu impor. Berbeda dengan Ford yang mungkin harus impor semuanya sehingga kalau bersaing dalam harga," tambah Aldian.
Aldian berpendapat, industri otomotif masih tetap memiliki demand yang cukup. Namun, saat ini konsumen menjadi lebih hati-hati dalam mengeluarkan dana yang mereka miliki.