Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merakit Mobil Balap F1: Stephanus Michael Dwiprasetyo Widjanarko

Pencinta dunia balap mobil tentu tidak asing dengan laga Formula One (F1) yang mengadu jagoan dari berbagai tim balap bergengsi dunia seperti Ferrari, Mercedes, Lotus, Red Bull Racing, dan lainnya.
Stephanus Michael Dwiprasetyo Widjanarko
Stephanus Michael Dwiprasetyo Widjanarko

Bisnis.com, JAKARTA - Pencinta dunia balap mobil tentu tidak asing dengan laga Formula One (F1) yang mengadu jagoan dari berbagai tim balap bergengsi dunia seperti Ferrari, Mercedes, Lotus, Red Bull Racing, dan lainnya.

Setiap tim harus membuat konstruksi mobil balapnya sendiri untuk dapat berlaga di sirkuit tersebut. Setiap proses konstruksi mobil melibatkan insinyur-insinyur kelas dunia yang ahli di bidangnya. Salah satu insinyur yang bertugas mendesain mobil balap F1 merupakan anak bangsa, lulusan Teknik Mesin ITB 2004.

Stephanus Michael Dwiprasetyo Widjanarko atau kerap disapa Tephie kini berkarir menjadi salah satu engineer yang bertugas mendesain mobil balap F1 di Italia.

Alumni Engineering Fluid Dynamics [Sustainable Energy Technology] di Universitas Twente, Belanda, tersebut menduduki posisi sebagai CFD (computational fluid dynamics ) Aerodynamicist di dalam tim Scuderia Toro Rosso.

Tephie beserta timnya bertanggung jawab dengan bentuk luar mobil (external aero). Kepada Bisnis.com, pria yang sejak kecil bercita-cita terlibat dalam proses pembuatan mobil F1 itu menceritakan seluk beluk perakitan mobil yang akan berlaga di ajang balap paling bergengsi dunia itu.

“Dalam membuat mobil, biasanya kami mulai dari manajemen yang mulai membangun arsitektural mobil sesuai regulasi. Jadi kami tahu bagaimana regulasi akan mempengaruhi bentuk mobil secara keseluruhan,” ujar penggemar F1 sejak kecil itu.

Selanjutnya, divisi aero dan mekanikal konsep akan mulai membangun layout mobil secara umum. Bagian yang bertanggungjawab terhadap aero akan mencari performa semaksimal mungkin dengan bantuan simulasi komputer dan testing di wind tunnel.

Sementara itu, bagian mekanikal dan struktur mulai mengerjakan bagian-bagian kendaraan. Proses ini berjalan paralel antara desain dan aero karena membutuhkan interaksi yang kuat supaya ‘surface’ yang diberikan pada bagian desain layak untuk dibuat.

“Pada wind tunnel, model skala 50% akan diuji di berbagai kondisi yang menyerupai kondisi di track [roll, yaw, steer, ride height],” kata Tephie. Jika menunjukkan hasil yang baik, lanjutnya, hasil tersebut akan dikirimkan ke kantor desain untuk pembuatan skala penuh.

Kantor desain akan bertanggung jawab dari sisi struktur, manufacturability dan kinematic kendaraan. Proses literasi ini berjalan selama perancangan kendaraan. “Proses perancangan ini merupakan multidisciplinary design problems. Semua bagian dan departemen mempunyai kompleksitasnya masing-masing.”

Dari sisi aero, harus dicari performa sampai orde ~0.01 s/ lap. Oleh karena itu, konsistensi menjadi sangat krusial. Setiap detail permukaan akan sangat mempengaruhi performa.

Dari sisi full scale, mereka memastikan bahwa surface yang dikirimkan sesuai dan bekualitas baik. Begitu juga instalasi di mobil dan sebagainya harus sesuai.

Tephie mengakui bagian yang ditanganinya, yakni konstruksi bagian luar, merupakan salah satu hal yang paling penting dari konstruksi sebuah mobil balap.

Permukaanlah yang menentukan downforce kendaraan saat pertama kali menghantam angin berkekuatan tinggi di arena balap. Tak hanya itu, bagian permukaan juga dapat mengatur aliran angin dari depan sebelum didistribusikan melewati tengah sampai belakang.

Desain bagian sirip depan berfungsi menjaga temperatur pada ban dan sistem pengereman. Salah satu hasil keterlibatannya terlihat pada mobil yang dikendarai Max Verstappen dan Carlos Sainz Jr pada laga F1 musim lalu.

Saat ini, pihaknya telah menyelesaikan mobil Toro Rosso STR11 yang akan digunakan musim depan (2016), dan akan melanjutkan dengan proyek desain STR12.

Menjadi satu-satunya orang Indonesia yang bekerja dalam perakitan mobil F1 ternyata bukan menjadi hambatan bagi Tephie. Dia selalu menjaga komunikasi dan etika yang baik agar siap dengan segala tantangan.

“Tantangannya adalah eksplorasi. Kita harus berpikir kritis dan bertindak cepat karena biasanya waktu untuk mengerjakan proyeknya pendek,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (3/1/2016)

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper