Bisnis.com, JAKARTA — Jabatan Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor berpindah tangan dari Suparno Djasmin kepada Henry Tanoto sejak 16 November.Terdapat harapan menguatkan denyut sektor otomotif naungan Grup Astra.
Sebenarnya sudah lumrah pergeseran jabatan pada tiap perusahaan, siklus manajerial yang rutin. Begitupun pergantian jabatan di PT Toyota Astra Motor (TAM).
Apalagi, sosok Henry telah akrab di lingkungan TAM. Pria yang lahir di Jakarta, 2 November 1970 pernah menamatkan studi di Universitas Trisakti, jurusan Teknik Mesin.
Sebagai pemegang gelar Master of Commerce dari University of Melbourne, dia telah merintis karier di TAM sejak 1995. Awal karier, Henry ditempatkan pada bagian national sales division.
Perjalanan karier Henry berlanjut dengan mengemban tugas di berbagai dapartemen dan divisi. Tercatat sepanjang Februari 2003 sampai Mei 2013, Henry pernah menjabat sebagai pimpinan di tujuh bagian berbeda di TAM. Henry mengenyam jabatan mulai dari Section Head of National Service PT TAM sampai Sales & Marketing Division Head.
Hingga memasuki Mei 2013, Henry dipercaya menduduki posisi Chief Marketing Officer pada PT Astra International Tbk. – Toyota Sales Operation (Auto2000).
Sewaktu ditanyakan terkait dengan pengangkatan jabatan tersebut, Henry yang masih berada di Jepang belum mau berkomentar. “Saya masih di Jepang, pekan depan baru saya berikan informasi,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa malam (17/11).
Pongki Pamungkas selaku Chief of Corporate Communication, Social Responsibility and Security PT Astra International Tbk mengungkapkan bongkar pasang jabatan sekelas Wakil Presiden di lingkungan Astra sudah biasa. Menurutnya, kebijakan itu berkaitan dengan rotasi rutin. “Saya saja sudah banyak ganti jabatan di Astra,” tuturnya.
Di sisi lain, Pongki me ngatakan pergantian sejalan dengan arah kebijakan Grup Astra dari sektor otomotif. Kedua orang itu (Suparno dan Henry), sebutnya, masih dibutuhkan Astra.
Menurutnya, Suparno Djasmin yang akrab dipanggil dengan Abong, kini dibutuhkan pos usaha Grup Astra lainnya, sektor finansial.
“Persaingan memang sengit, sehingga diharapkan dengan pergantian jabatan apa-apa yang sudah disusun pimpinan sebelumnya, bisa dikembangkan,” tutur Pongki.
Abong memangku jabatan Wakil Presiden TAM mendampingi Hiroyuki Fukui sejak April 2014. Lulusan Fakultas Eknomi UI sekaligus pemegang gelar Sarjana Teknologi Pertanian itu saat ini ditugasi Astra di sektor finansial karena dianggap sarat pengalaman.
Seiring pergantian jabatan itu, TAM tengah menghadapi kenyataan pasar otomotif nasional yang melemah. Tak pelak, segera setelah menjabat Wakil Presiden Direktur PT TAM, Henry harus tancap gas. Sejak tahun lalu, pelaku industri otomotif memang memasuki musim ranggas. Satu-persatu target penjualan rontok, lantas mengalami revisi berulang kali.
Paceklik penjualan menyebabkan penjualan tahun lalu terhenti di level 1,208 juta unit, nyaris tiada pertumbuhan. Begitupun tahun ini, tak ada senyum mengembang dari pelaku industri otomotif.
TAM selaku pemasar resmi produk roda empat merek Toyota andalan Grup Astra tak luput dari dampak pasar domestik yang mengempis. Meski masih bisa menjaga dominasi pasar, kinerja penjualan TAM menurun.
Sesaknya segmentasi pasar turut menyumbang kepenatan pelaku industri. Masing-masing APM (Agen Pemegang Merek), memperkaya koleksi produk, menjaring minat konsumen melalui keragaman produk anyar, dan tentu program potongan harga yang kian menggila. (Kahfi)