Bisnis.com, JAKARTA — PT Astra Honda Motor optimistis dapat menguasai hingga 70% pangsa pasar sepeda motor Indonesia tahun ini.
Penjualan PT Astra Honda Motor (AHM) pada periode Januari-Agustus 2015 mencapai 2,840 juta unit. Melalui raihan tersebut PT Astra Honda Motor (AHM) menguasai pangsa pasar sebesar 67% dari total penjualan sepeda motor di Indonesia yang sebanyak 4,218 juta unit.
Raihan penjualan pada Januari-Agustus 2015 tersbut menjadi yang terkecil sepanjang dua tahun terakhir. Dalam kurun waktu yang sama pada 2013 raihan penjualan Honda sebanyak 3,076 juta unit. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu capaiannya 3,341 jutaunit.
Meski demikian, pangsa pasar yang dicapai pada periode Januari-Agustus 2015 tersebut lebih besar dari periode yang sama tahun lalu dan dua tahun sebelumnya. Pada delapan bulan pertama dua tahun lalu pangsa pasar AHM hanya sekitar 60%.
Pada periode tersebut total penjualan sepeda motor mencapai 5,134 juta unit. Sedangkan di delapan bulan pertama tahun lalu pangsa pasar AHM mencapai 62,2% dari total pasar sepeda motor yang menembus 5,638 juta unit.
Dengan raiahan sepanjang tahun ini Direktur Pemasaran PT Honda Astra Motor (AHM) Margono Tanuwijaya mengatakan, pihaknya optimistis dapat menguasai hingga 70% pangsa pasar sepeda motor Tanah Air.
“Kami punya harapan semester II daya beli konsumen lebih baik dibandingkan semester I. Kami berharap pangsa pasar sampai akhir tahun sekitar 70%,” katanya, Selasa (15/9).
Jika AHM mampu menguasai pangsa pasar hingga 70% pada tahun ini, hal tersebut akan melampaui capaian pada tahun lalu dan 2013. Sepanjang 2014 penjualan AHM mencapai 5,051 juta unit dari total pasar 7,867 juta unit sehingga menguasai pangsa sebesar 64%.
Sepanjang 2013 penjualan sepeda motor Honda mencapai 4,696 juta unit. Pada tahun tersebut total pasar sepeda motor menapak jumlah 7,743 juta unit sehingga pangsa AHM sebesar 61%.
Harapan membaiknya pasar sepeda motor di sisa akhir tahun ini datang pula dari Chief Executive of Honda Sales Operation PT Astra International tbk Sigit Kumala. Menurut dia, tolok ukur naiknya pasar di akhir tahun bisa dilihat pada penjualan September.
“September lihat pengaruhnya, kalau ekonomi bagus akan berlanjut ke Oktober,” ujarnya kepada Bisnis dalam kesempatan berbeda.
Sebabnya, lanjut dia, penjualan yang merupakan wholesales pada Agustus telah ditentukan karena mengisi pasokan yang cenderung lebih kosong setelah momentum Lebaran di bulan ketujuh. Sehingga, serapan konsumen cenderung terlihat pada September yang akan berdampak di bulan selanjutnya.