Bisnis.com, JAKARTA—GIIAS 2015 bukan hanya panggung bagi pabrikan otomotif yang sudah mengaspal lama di Indonesia. Merek asal China, Maxus, mencoba peruntungan dengan mulai memperkenalkan secara luas produknya melalui pameran tersebut.
Di dalam negeri, agen tunggal pemegang merek (APM) Maxus adalah PT Weststar Maxus Indonesia (WMI). Perusahaan tersebut berafiliasi terhadap The Weststar Group yang merupakan APM Maxus di Malaysia.
Menurut Direktur PT WMI Robby Atmadjaya, perusahaan yang dibesutnya tersebut telah berdiri sejak Januari 2015. Sedangkan untuk penjualan armada Maxus, dilakukan WMI pada April tahun ini.
Dia mengatakan, dari April hingga Juli 2015 penjualan pihaknya memang belum besar.
“Baru sekitar 50 unit,” katanya, akhir pekan lalu.
Meski demikian dia optimistis pasar Maxus ke depan akan bertumbuh. Sebabnya, dia mengklaim, di industri otomotif nasional Maxus adalah pemain tunggal. Maxus merupakan kendaraan van komersial. Diakui Robby, di Indonesia di segmen van pemainnya hanya Mercedes Benz Sprinter.
Kehebatan
Akan tetapi, Maxus memiliki kelebihan bisa disesuaikan dengan permintaan pelanggan. Dia mencontohkan, Maxus yang sudah terjual di Indonesia diperuntukan sebagai kendaraan pengangkut jenazah di rumah duka dan mobil armada perusahaan travel.
Selain itu, Maxus bisa pula dipesan sebagai ambulan hingga kendaraan operasional yang bisa digunakan sebagai ruang rapat jajaran menejer. Melalui pameran otomotif yang diselenggarakan asosiasi industri tahun ini Robby berharap pasar Maxus lebih luas sehingga dapat mendulang jumlah penjualan hingga 500 unit pada akhir tahun.
Di Tanah Air, Maxus ditawarkan dalam beberapa varian ermasuk yang terbaru V80. Van tersebut dibanderol dengan rentang harga Rp490 juta hingga Rp500 juta di luar customized pelanggan.
Di sisi lain, lanjut dia, kendaraan tersebut bisa disesuaikan kebutuhan pelanggan asal tidak mengubah rangka dan bentuk mobil yang sudah mengalami standardisasi. Robby menjelaskan, kendaraan tersebut saat ini diimpor secara utuh (CBU) dari Malaysia yang melakukan perakitan (CKD) atas impor dari negeri asal Maxus, China.
Saat ini Maxus fokus menyasar pasar Jakarta dan Bandung, karena di dua kota tersebut pertumbuhan perusahaan angkutan travel sangat besar. Selain itu, di daerah penggiran Bandung industri tekstil menjamur. Robby berharap produknya bisa menyasar kebutuhan angkutan karyawan.
Untuk memperluas pasar, pihaknya ke depan akan menyasar kebutuhan angkutan bandara dan perkantoran. “Kami masih akan fokus pasar instansi, belum ke yang sifatnya pribadi. Karena produk yang ada masih bertransmisi manual sedangkan menyasar pasar private biasanya suka yang otomatis,” ujarnya.
Pelajari Pasar
Sementara itu, Managing Director The Weststar Group Tan Sri Syed Azman mengatakan, pihaknya tertarik memasarkan Maxus tak lepas dari pasar otomotif Indonesia yang besar dan akan terus bertumbuh.
Pihaknya telah mempelajari pasar Indonesia dan menilai tahun ini melalui ajang GIIAS 2015 merupakan waktu yang tepat untuk memperkenalkan produk tersebut lebih luas.
“Kami ingin mempercepat pertumbuhan kendaraan komersial kami di sini. Secara berkesinambungan kami akan memperluas jaringan diler dan pusat servis kami,” uajrnya.
Saat ini Maxus ditopang dengan delapan pusat penjualan dan servis di enam kota. Tiga berada di Jakarta, dan sisany tersebar di Bandung, Surabaya, Makassar, Lampung, dan Bali. Rencananya, dalam kurun waktu empat tahun ke depan Maxus akan membangun pabriknya di Indonesia.
