Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gaikindo Kembali Revisi Target Total Penjualan Mobil

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo kembali merevisi target total penjualan mobil tahun ini menjadi kisaran 1 juta unit hingga 1,05 juta unit
Suasana pameran otomotif di Jakarta/Ilustrasi-Bisnis
Suasana pameran otomotif di Jakarta/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo kembali merevisi target total penjualan mobil tahun ini menjadi kisaran 1 juta unit hingga 1,05 juta unit.

Awalnya, pada 2015 Gaikindo menargetkan total pasar mobil secara nasional mencapai 1,2 juta unit. Jumlah tersebut mengacu dari capaian total penjualan tahun lalu yang sebanyak 1,208 juta unit, dengan melihat potensi pasar yang diperkirakan stagnan tahun ini karena pelambatan ekonomi.

Akan tetapi menurut Ketua II Gaikindo Yohannes Nangoi, kondisi makro ekonomi yang masih tidak stabil hingga pertengahan tahun ini membuat pasar semakin berat.

“Karena kita lihat terus terang market masih berat. Kalau lihat Januari dan Febebruari pasar rada tinggi tapi habis itu hingga Mei dan Juni pasar tidak beranjak di kisaran 79.000 sampai 80.000 unit,” katanya, Kamis (9/7).

Merujuk data terakhir Gaikindo penjualan setiap bulan pada periode Januari-Mei 2015 berturut-turut adalah 94.194 unit, 88.714 unit, 99.410 unit, 81.600 unit, dan 79.236 unit. Meski data terbaru dari Gaikindo belum dirilis, Yohannes mengungkapkan total penjualan mobil pada Juni ada di kisaran 80.000 unit lebih, tetapi tidak menembus 85.000 unit.

Artinya penjualan pada semester I/2015 diperkirakan hanya menapak kisaran 520.000 unit lebih dan masih di bawah 528.000 unit. Sedangkan pada semester I/2014 total penjualan mobil mencapai 642.110 atau rerata per bulan 107.000 unit.

Bahkan menurutnya, dengan kondisi ekonomi seperti saat ini total penjualan per bulan hingga akhir tahun hanya akan di kisaran 80.000 unit per bulan. Apa lagi kondisi ekonomi global seperti ketidakstabilan di Yunani dan China bisa berdampak negatif pada kondisi ekonomi dalam negeri.

“Apa lagi Juli bulan pendek pasti akan tambah berat. Dan ekonomi kita dipengaruhi kondisi global seperti keadaan di Yunani dan China meski dampaknya belum tahu seperti apa,” ujarnya.

Meski demikian, lanjut dia, melihat rekam jejak fluktuatifnya kondisi ekonomi di Tanah Air yang berdampak pada penjualan mobil, penurunan penjualan tahun ini tidak akan berlangsung lama. Apa lagi pendapatan per kapita terus menanjak.

Di sisi lain penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa menjadi potensi pasar yang besar. Sedangkan Indonesia saat ini baru mencapai tahap pertama pra motorisasi dengan perbandingan jumlah mobil yang beredar 0-50 unit per 1.000 orang.

“Oleh karena itu Gaikindo optimis ke depan pasar akan menanjak dengan cepat, GDP tumbuh, populasinya 250 juta jiwa lebih masa pasarnya hanya 1,2 juta unit. Sehingga kami yakin target pada 2020 pasar mencapai 2 juta unit akan tercapai,” ujarnya.

General Manager Marketing Strategy and Product Planning PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Budi Nur Mukmin bahkan memperkirakan total penjualan akan di bawah 1 juta unit sejak kuartal I/2015 terlewati. Pasalnya, dia menilai tidak ada faktor yang signifikan dalam hal perbaikan ekonomi di tahun ini yang bisa menggenjot penjualan.

Dia mengamini jika Lebaran dan motor show akan mendongkrak penjualan. Akan tetapi dampaknya tidak akan signifikan karena sulit mengejar ketertinggalan di awal tahun.

“Ini terkait daya beli sehingga pasar akan di bawah ekspektasi. Saya rasa jumlahnya di bawah 1 juta unit,” katanya kepada Bisnis dalam kesempatan berbeda.

 

Menurut dia, banyak hal yang membuat daya beli terhadap produk otomotif menurun. Seperti tingkat inflasi. Nilai tukar rupiah yang anjlok terhadap dolar Amerika Serikat dan konsisten tidak stabil pun ikut andil akan hal itu.

Di sisi lain pemerintah belum menurunkan suku bunga acuan. Padahal lebih dari 70% transaksi pembelian mobil dilakukan secara kredit.

Hal tersebut diamini Coorporate Planning Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Rudy Ardiman. Menurutnya, saat ini yang dapat dilakukan adalah menekan penurunan penjualan. Dia melanjutkan, hal tersebut bisa dilakukan saat pemerintah memperbaiki kondisi makro ekonomi pada semester II/2015.

“Lagi-lagi tergantung dari ekonomi makro pada semester II/2015. Ini masalah daya beli,” tuturnya.

Dia menilai masyarakat kebanyakan akan membeli mobil setelah kebutuhan pokok terpenuhi, jika daya belinya terjaga. Di sisi lain dia berharap setelah uang muka pembelian kendaraan bermotor ditekan, pemerintah dapat menurunkan suku bunga dan merealisasikan proyek pembangunan sehingga ada perputaran uang yang kembali merangsang daya beli tersebut.

Direktur Pemasaran PT KIA Mobil Indonesia (KMI) Hartanto Sukmono mengatakan total pasar mobil besar kemungkinan di bawah 1,1 juta unit tahun ini. Menurutnya, rerata penjualan per bulan sepanjang tahun ini akan bertahan hingga akhir 2015.

Bahkan pihaknya akan merevisi target penjualan Kia setelah melihat hasil total penjualan Juni dan menunggu revisi kedua dari Gaikindo.

“Pasar paling di kisaran 1 juta unit atau 1,05 juta unit,” ujarnya.

Seperti halnya Rudy, dia berharap pemerintah segera merealisasikan proyek pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, harapannya penurunan penjualan bisa ditekan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper