Bisnis.com, JAKARTA- Pelaku industri otomotif nasional masih waswas untuk mengerek harga jual produk sebagai dampak melonjaknya biaya produksi akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika belakangan ini.
General Manager Marketing Strategy and Communication Division PT NissanMotor Indonesia (NMI) Budi Nur Mukmin mengungkapkan sepanjang kuartal I/2015, selain menghadapi stagnasi pasar domestik, pelaku industri otomotif juga dibayangi meningkatnya biaya produksi. Mengingat, sebagian besar bahan baku komponen dan material produk masih merupakan barang impor.
Namun demikian, hingga memasuki periode kuartal kedua tahun ini, pelaku industri tampak belum berani mengakomodir biaya produksi ke dalam harga jual produk. Pasalnya, belum terdapat tanda perbaikan daya beli masyarakat.
“Sehingga kalau dipaksakan, penjualan akan jatuh lebih buruk dari saat ini,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (15/4/2015).
Dia mengatakan meski sempat muncul harapan dengan membaiknya kinerja penjualan Maret lalu, namun pelaku industri masih harus mencermati indikator makro. Ada baiknya, lanjut Budi, patokan perbaikan kinerja pasar domestik ditaruh pada kinerja April ini.