Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Deddy Mizwar: Kalau untuk Mobnas Jangan dengan Proton

Kontroversi kerja sama perwujudan proyek mobil nasional (mobnas) antara swasta Indonesia dengan Proton dicibir Wagub Jabar Deddy Mizwar.
Wagub Jabar Deddy Mizwar/Jibiphoto
Wagub Jabar Deddy Mizwar/Jibiphoto

Bisnis.com, BANDUNG - Kontroversi kerja sama perwujudan proyek mobil nasional (mobnas) antara swasta Indonesia dan Proton dicibir Wagub Jabar Deddy Mizwar.

Wagub Deddy Mizwar mengatakan pihaknya bingung dengan kerja sama antarpebisnis (business-to-business) untuk mewujudkan proyek mobnas tersebut. Dia mempertanyakan kenapa proyek mobnas memilih produsen otomotif Malaysia.

Menurutnya, bebas saja jika perusahaan milik Hendropriyono bekerja sama dengan Proton. Namun jika ini proyek mobnas, dia mengaku bertanya-tanya. “Apa itu cuma satu-satunya. Ada apa kalau itu cuma satu-satunya?" katanya, Kamis (12/2/2015).

Wagub menilai alangkah lebih baik jika pemerintah mencari alternatif produsen otomotif lain selain Proton. Dia menunjuk Indonesia yang sempat melakukan kerja sama dengan produsen asal Korea yakni KIA dalam pembuatan mobil Timor. "Kan masih banyak produsen yang lain, kembali ke Timor juga nggak apa-apa," katanya.

Menurutnya, pemerintah tidak perlu terburu-buru dalam pembuatan mobnas karena butuh perencanaan matang dan jangka panjang. Pihaknya mengaku setuju jika proyek mobnas masih dilanjutkan, tetapi masyarakat diminta untuk tidak terlebih dahulu nyinyir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper