Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GAIKINDO: 2 Cara Rintis Mobnas

Asosiasi industri mobil menilai belum telat untuk merintis mobil nasional, dan setidaknya ada dua cara untuk memulai pengembangan hal tersebut
Jokowi mengamati mobil Proton./Antara
Jokowi mengamati mobil Proton./Antara

Bisnis.com, JAKARTA— Asosiasi industri mobil menilai belum telat untuk merintis mobil nasional, dan setidaknya ada dua cara untuk memulai pengembangan hal tersebut.

Menurut Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto, setidaknya mobil nasional bisa dirintis melalui dua cara.

Pertama, menggandeng merek besar yang sudah eksis dalam artian membeli teknologi dari pabrikan tersebut. Dengan catatan, diproduksi di dalam negeri, menggunakan merek sendiri, dan yang terpenting diijinkan melakukan desain ulang pada produk yang dihasilkan. 

Jongkie menuturkan hal tersebut sudah dilakukan pabrikan asal Malaysia, Proton, dan raksasa otomotif Korea Selatan, Hyundai. Keduanya membeli teknologi dari Mitsubishi.

“Belum telat buat merintis mobil nasional tapi saat ini perlu investasi, dan siap rugi satu dua tahun pertama karena tidak mudah bersaing di pasar. Yang terpenting kita beli teknologi terbaru dengan izin me-redesign habis perjanjian berakhir kita lepas,” katanya kepada Bisnis, Selasa (10/2/2015).

Kedua, mulai dari nol tetapi menurutnya hal ini sulit dilakukan karena akan memakan waktu lebih lama dan biaya yang lebih tinggi. Saat ini Jongkie menilai, industry di Indonesia belum bisa melakukan hal tersebut.

Menurut dia, jika mobil nasional hadir akan ikut berkembang karena potensi pertumbuhan produksi dan penjualan mobil di Tanah Air. Asean Automotive Federation (AAF) mencatat setidaknya sejak 2009 hingga 2013 pertumbuhan produksi dan dan penjualan secara wholesales selalu bertumbuh dalam digit ganda.

Pada 2009 penjualan mobil mencapai 483.550 unit sedangkan produksinya mencapai 464.816 unit. Pada 2010 penjualan naik sekitar 58% menjadi 764.710 unit sedangkan produksi naik sekitar 51% menjadi 702.508 unit.

Pada 2011 penjualan terkatrol sekitar 17% menjadi 894.164 unit sedangkan produksi naik sekitar 19% menjadi 837.948 unit. Setahun berikutnya penjualan bertumbuh sekitar 25% menjadi 1,116 juta unit sedangkan produksi meningkat sekitar 27% menjadi 1,065 juta unit.

Pada 2013 penjualan kembali melesat sekitar 10% menjadi 1,229 juta unit dan produksi terkerek sekitar 13% menjadi 1,028 juta unit. Pada 2014 penjualan mengalami penurunan sekitar 2% menjadi 1,208 juta unit sedangkan produksi tetap bertumbuh namun tidak signifikan yaitu sekitar 7% menjadi 1,298 juta unit.

Dia mencontohkan, China dengan potensi penduduk mencapai 1,3 miliar jiwa dapat menjual mobil hingga 22 juta unit per tahun. Hal itu ditunjang dengan pertumbuhan ekonomi 7%-8% per tahun serta pendapatan per kapita hingga US$ 8.000.

Sehingga jika pemerintah Indonesia mampu terus menggenjot pertumbuhan ekonomi yang positif dan tren pendapatan per kapita pun meningkat, tak mustahil dalam kurun 10 tahun penjualan mobil di Indonesia bisa mencapai 4 juta unit per tahun.

“Itu relevansinya terkait pasar otomotif Indonesia yang potensial. Untuk mobil nasional kuncinya produk yang benar tepat sasaran, harga bagus, dan timing yang bagus pasti sukses,” tuturnya.

Dia menambahkan, untuk mengembangkan mobil nasional cukup pihak swasta yang menggarap. Merek-merek besar dunia pun tumbuh di luar proteksi pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper