Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri komponen lokal yang tergabung dalam Koperasi Industri Komponen Otomotif atau KIKO mendukung atas kehadiran mobil nasional asalkan kepemilikan produksi merupakan pabrikan dalam negeri.
Ketua KIKO Ahmad Kosasih mengatakan hingga saat ini para pelaku industri itu masih menerka-neka proyek kerja sama antara PT Adiperkasa Citra Lestari dan Proton Holdings Bhd. yang turut dihadiri rombongan Presiden Joko Widodo pada akhir pekan lalu di Malaysia. Menurutnya, kalau proyek kerja sama itu diperuntukkan sebagai program mobil nasional, tidak tepat.
“Karena kalau dengan Malaysia, teknologi produksi kendaraan di Indonesia tidak kalah, begitupun dari segi pasokan komponen,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (9/2/2015).
Hanya saja, lanjutnya, Indonesia selama ini seperti tidak mempunyai kemauan bulat agar proyek mobil nasional yang telah digagas sejak lama bisa berhasil. Hingga saat ini, terdapat beberapa produsen lokal yang secara mandiri telah memproduksi dan memasarkan kendaraan roda empat buatan mereka.
Terlepas dari hal tersebut, dia memandang untuk Indonesia sebaiknya memang ada merek mobil lokal yang didorong oleh pemerintah guna dipasarkan baik domestik maupun ekspor. “Sebab kalau untuk komponen, Indonesia sudah siap, sekitar 50% sudah dipasok pemain lokal, belum lagi investor asing yang mendirikan pabriknya di sini, selain itu pasar di sini besar.”
Sebelumnya Presiden Joko Widodo telah mengklarifikasi terkait kerja sama dua perusahaan tersebut. Menurutnya, pemerintah tidak akan menjadikan Proton ikut dalam program mobil nasional Tanah Air.
"Belum sampai ke sana," katanya disela-sela kunjungan kenegaraan tiga negara di Manila Filipina.
Jokowi menjelaskan kerja sama Proton dengan Adiperkasa adalah murni business to business sehingga tidak melibatkan pemerintah.
Kehadirannya bersama Menteri Kabinet Kerja yang sedang kunjungan kenegaraan karena menghormati undangan yang dilayangkan oleh mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad dan PM Malaysia Najib Razak.
Presiden Joko Widodo mengatakan kerja sama masih dalam tahap sangat awal karena masih dilakukan studi kelayakan lebih dulu selama enam bulan.
"Itu kan business to business, itu pun saya kira masih dalam sebuah MoU yang sangat awal sekali, FS nya kan juga belum," katanya.
Jokowi tidak mengetahui gagasan besar lahirnya kerja sama pembangunan pabrik mobil Proton yang rencananya berdiri di atas tanah milik Hendropriyono di Bekasi, Jawa Barat, tersebut.