Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belum Ada Penetapan Target Ekspor Sepeda Motor

Sejumlah agen pemegang merek sepeda motor mengaku belum berani mematok target penjualan yang lebih besar dari raihan penjualan pada tahun lalu karena ekonomi masih melambat
Agen pemegang merek sepeda motor belum berani mematok target penjualan yang lebih besar dari raihan penjualan pada tahun lalu karena ekonomi masih melambat./JIBI
Agen pemegang merek sepeda motor belum berani mematok target penjualan yang lebih besar dari raihan penjualan pada tahun lalu karena ekonomi masih melambat./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah agen pemegang merek sepeda motor mengaku belum berani mematok target penjualan yang lebih besar dari raihan penjualan pada tahun lalu karena ekonomi masih melambat.

Pada 2014, ekonomi sempat terguncang masalah politik. Pada akhir tahun, kenaikan harga bahan bakar yang mengatrol tingkat inflasi membuat sebagian konsumen mengerem aktifitas konsumsi. Selain itu, nilai tukar rupiah yang goncang membuat ekonomi semakin melambat.

Sebagai gambaran, total penjualan secara wholesales sepeda motor yang dicatatkan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) pada 2014 hanya mencapai 7,908 juta unit. Jumlah tersebut meski naik dari tahun sebelumnya yang mencapai 7,7 juta unit belum sesuai harapan.

Pasalnya, AISI sempat menargetkan penjualan pada tahun lalu jumlah 8 juta hingga 8,1 juta unit. Awal tahun ini, pelaku usaha menilai pasar belum terlalu bergairah karena kondisi ekonomi yang belum pulih

Deputy Head Sales Promotion Department PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) Michael Chandra Tanadhi mengatakan kepada Bisnis, tahun ini target yang dipatok pihaknya konservatif. Dia mengakui jika Kawasaki tidak akan terlalu menggenjot target menjadi lebih besar dari capaian 2014 karena faktor ekonomi.

Pada 2014 raihan penjualan KMI hanya mencapai 165.231 unit. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 153.807 unit. Meski demikian raihan pada 2014 itu tak sesuai target awal yang dipatok sebanyak 200.000 unit.  

“Target 2015, memang belum kami tentukan. Akan tetapi sepertinya akan sama dengan capaian tahun lalu. Kami melihat konsumen masih menunggu terhadap kebijakan ekonomi pemerintahan baru. Kami pikir semuanya akan bergantung pada kondisi ekonomi,” katanya, Minggu (11/1/2015).

Sebagai gambaran, penjualan Kawasaki pada 2014 disumbangkan segmen sport sebanyak 164.570 unit. Adapun sisanya kontribusi segmen underbone atau bebek. Pada 2013, dari total penjualan Kawasaki, sebanyak 150.844 unit adalah segmen sport dan 2.963 unit disumbangkan segmen underbone.

Kawasaki satu-satunya anggota AISI yang tidak membidik pasar skuter matik (skutik) yang nyatanya sebagai pasar sepeda motor terbesar di Indonesia. Pada 2014, kontribusi skutik terhadap total penjualan mencapai 67,33%, sedangkan tahun sebelumnya mencapai 63,02%.

Meski demikian, Michael pernah menyatakan pada Bisnis pihaknya belum berencana terjun ke pasar skutik, atau melakukan setop produksi di segmen bebek.

Sementara itu, dalam kesempatan berbeda General Manager Marketing Communication, PR & Community Development PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Mohammad Masykur, mengamini jika jumlah penjualan yang akan ditargetkan pada 2015 harus melihat perkembangan ekonomi terlebih dahulu.

Dia mengakui jika pihaknya belum bisa menyatakan secara pasti target penjualan yang dipatok tahun ini. Yamaha sulit menentukan target yang dipatok dengan pertumbuhan yang sigifikan dari raihan pada tahun lalu.

Selain faktor ekonomi, penjualan Yamaha pada 2014 tidak sesuai target yang diharapkan bahkan turun dari capaian penjualan pada tahun sebelumnya. Tahun lalu, Yamaha sempat menargetkan penjualan mencapai 2,6 juta unit.

Namun hingga tutup tahun capaian Yamaha hanya mencapai 2,390 juta unit. Sedangkan pada 2013 total penjualan pabrikan Jepang tersebut mencapai 2,495 juta unit.

“Kami memang belum bisa informasikan target yang ingin kami capai pada 2015. Akan sulit menentukan target dengan pertumbuhan yang besar dari raihan penjualan tahun lalu. Karena seperti diketahui bersama ekonomi masih terganggu dolar yang tinggi jadi polemik dan kenaikan suku bunga Bank Indonesia ternyata berpengaruh,” tutur Masykur.

Pada 2013 kontribusi penjualan Yamaha mencapai 1,388 juta unit disumbangkan skutik. Di segmen sport terjual 544.162 unit dan di segmen bebek 562.738 unit. Pada 2014 kontribusi skutik Yamaha mencapai 1,362 juta unit.

Sedangkan kontribusi sport mencapai 550.848 unit dan segmen underbone mencapai 477.545 unit. Ke depan Yamaha ingin menggenjot penjualan di segmen skutik dengan kehadiran Mio baru, dan di segmen sport khususnya dengan kehadiran R250 dan R150.

Di sisi lain Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor (AHM) Margono Tanuwijaya mengatakan kepada Bisnis, meski ekonomi masih melambat tahun ini pihaknya yakin pasar Honda akan kembali bertumbuh.

Pabrikan yang memiliki kontribusi terbesar terhadap penjualan sepeda motor di Tanah Air itu menargetkan penjualan di kisaran 5,1 juta hingga 5,3 juta unit tahun ini. Jumlah target tersebut sama dengan target pada tahun lalu di kisaran 5,2 juta hingga 5,3 juta unit.

Namun capaian Honda di tahun 2014 tidak mencapai target awal atau hanya meraih 5,055 juta unit penjualan. Jumlah tersebut meningkat dari total penjualan pada 2013 yang hanya mencapai 4,700 juta unit.

“Kami optimistis akan bertumbuh pada 2015. Tahun lalu tercapai masalahnya karena kami kekurangan pasokan di segmen skutik. Desember lalu kapasitas produksi skutik kan sudah bertambah dengan adanya pabrik baru,” ucap Margono.

Pada 2013 segmen skutik Honda terjual 3,425 juta unit. Sedangkan segmen bebek 876.725 unit dan sport mencapai 398.574 unit. Pada tahun lalu kontribusi skutik Honda mencapai 3,881 juta unit. Sedangkan segmen sport mencapai 384.946 unit dan bebek sebanyak 789.478 unit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper