Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Otomotif Diperkirakan Stagnan Hingga Akhir Tahun

Meski penjualan otomotif di tataran wholesales pada Oktober secara kuantitas merangkak naik pelaku usaha menilai pasar stagnan, tren tersebut diperkirakan bertahan hingga akhir tahun
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Meski penjualan otomotif di tataran wholesales pada Oktober secara kuantitas merangkak naik pelaku usaha menilai pasar stagnan, tren tersebut diperkirakan bertahan hingga akhir tahun.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merilis, pada Oktober penjualan mencapai 105.357. Jumlah tersebut naik 2,5% dari penjualan September yang mencapai 102.709 unit.  

Menurut Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto, kenaikan itu tidak signifikan dan pasar cenderung stabil.

Kondisi tersebut terjadi karena pemerintah belum resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pun tidak beranjak banyak, masih di kisaran Rp12.000 per dolar.

Terkait pasar di sisa 2014 menurut Jongkie akan sulit diprediksi, karena kepastian besaran dan kenaikan harga bahan bakar belum ditentukan.

Akan tetapi, melihat penjualan pada September dan Oktober pasar akan cenderung stabil.

Jongkie menilai, penjualan dua bulan ke belakang sedikitnya menggambarkan optimisme pasar.

“Kami berharap pasar stabil di 100.000 unit. Meski nanti ada kenaikan bahan bakar, kami harap pemerintah mempertahankan stabilitas faktor lain seperti suku bunga, nilai tukar rupiah, BI rate dan sebagainya. Agar daya beli tetap terjaga,” kata Jongkie kepada Bisnis, Minggu (16/11).

Jika pasar stabil, Jongkie optimistis target penjualan mobil yang dipatok Gaikindo tahun ini sebanyak 1,25 juta unit akan tercapai.

Sebagai catatan, total penjualan otomotif pada periode Januari-Oktober sudah mencapai 1.038.298 unit.

Untuk mencapai target tersebut setidaknya penjualan per bulan pada November dan Desember mencapai sekitar 105.000 unit bahkan lebih.

Jumlah penjualan pada periode Januari-Oktober 2014 tersebut naik 12,5% dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 908.331 unit. Total pasar otomotif pada 2013 mencapai 1.229.904 unit.

Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy mengamini Jongkie bahwa penjualan cenderung stagnan.

Bahkan dari catatan HPM, kecenderungan pasar yang sedikit merangkak naik hanya terjadi di tataran wholesales.

Hal demikian tidak terjadi pada penjualan di tataran retailsales yang mengakibatkan penumpukan stok.

Meski demikian Jonfis tidak menyebut secara pasti jumlah retailsales.

Sebelumnya, Gaikindo mengemukakan pada periode Januari-September terdapat stok sekitar 36.000 unit di diler.

Total stok yang beredar saat ini antara 53.000 - 54.000 unit, karena ada tambahan stok dari tahun lalu sekitar 17.000 unit.

Menurut informasi yang dihimpun Bisnis, beberapa pelaku usaha menyebut jumlah stok lebih banyak dari yang dirilis Gaikindo, bahkan melebihi jumlah penjualan satu bulan yang rata-rata 103.380 unit hingga Oktober.

Hal itu ditandai dengan adanya “perang” diskon yang dilakukan diler.

“Penjualan pada Oktober saya rasa masih ada sisa dari motor show pada September. Pasar cenderung stagnan karena naiknya tidak signifikan. Naik pun pada distribusinya saja. Di retail catatan kami turun, tapi saya tidak bisa sebutkan,” ucap Jonfis kepada Bisnis.

Analisis Jonfis, pasar akan stagnan dan cenderung melandai pada November dan Desember. Konsumen dinilainya cenderung menunda pembelian karena faktor isu kenaikan bahan bakar, nilai tukar rupiah yang belum stabil dan rencana kenaikan pajak progresif kendaraan bermotor.

Dia memprediksi, jika pun distribusi pada November dan Desember meningkat akan mendorong diskon besar-besaran pada akhir tahun. Dia menyatakan, di akhir tahun pasar sedikit terjaga karena biasanya ada pembelian kendaraan skala besar dari instansi pemerintah maupun swasta.

Di sisi lain, General Manager Marketing Strategy and Public Relations PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Budi Nur Mukmin mengatakan, pasar cenderung bertumbuh pada Oktober karena faktor perang diskon yang dilakukan di tataran diler.

Kondisi makro ekonomi disebut Budi pada Oktober cenderung tidak banyak berubah. Untuk meningkatkan demand diskon cenderung banyak bermain. Bahkan menurutnya pasar pada November dan Desember kemungkinan cenderung merangkak lagi karena akhir tahun biasanya diramaikan dengan banyak program penjualan.

“Tapi secara umum pengaruh diskon besar mempengaruhi konsumen untuk tetap beli. Deman di-push  dengan diskon salah satunya. Kondisi makro ekonomi pada Oktober pun tidak terlalu banyak berubah. Sehingga dua bulan terakhir saya rasa akan naik karena menjelang akhir tahun biasanya program penjualan banyak,” ujar Budi. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper