Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LCGC Tak Terpengaruh Kenaikan Plafon Harga dan BBM

Kendaraan segmen low cost green car dihadapkan pada dua tantangan besar yaitu kenaikan plafon harga serta pembatasan subsidi bahan bakar, tetapi pelaku usaha optimistis pasar akan bertahan.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Kendaraan segmen low cost green car dihadapkan pada dua tantangan besar yaitu kenaikan plafon harga serta pembatasan subsidi bahan bakar, tetapi pelaku usaha optimistis pasar akan bertahan.

Dari informasi yang dirangkum Bisnis, pemerintah memastikan membatasi subsidi bahan bakar pada tahun ini.

Kenaikan plafon harga pun telah dilakukan tiga pabrikan yaitu Toyota, Daihatsu, dan Honda sebesar 6,6%. Suzuki dipastikan menyusul pada akhir tahun ini.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merilis, pada periode Januari-September 2014 low cost green car (LCGC) di tataran wholesales terjual 127.460 unit.

Pasar LCGC tersebut melampaui target Gaikindo 120.000 unit pada 2014.

Hingga September LCGC telah berkontribusi sekitar 13,7% terhadap total pasar otomotif yang mencapai 932.943 unit.

Menurut Sekretaris Umum Gaikindo Noegardjito, meski LCGC menghadapi kedua tantangan tersebut dirinya optimistis pasar kuartal IV cenderung stabil.

Dia berharap, meski kenaikan harga bahan bakar akan mengerek inflasi dan suku bunga, balancing yang dilakukan pemerintah di sektor ekonomi yang lain mampu menjaga daya beli.

Kenaikan plafon harga LCGC yang direstui pemerintah dengan batas maksimal 6,6% pun dinilai masih bisa diterima konsumen di segmen LCGC.

Dengan kondisi yang ada, Noegardjito memprediksi pada kuartal IV/2014 pasar LCGC akan mencapai 40.000 unit. Sebagai catatan, pada kuartal I terjual 43.999 unit, kuartal II 41.644 unit, dan kuartal III  mencapai 41.817 unit.

“Sampai akhir tahun penjualan LCGC akan bertambah kurang lebih 40.000 unit. Plus minus 13% pangsanya dari total pasar otomotif,” kata Noegardjito kapada Bisnis, Rabu (05/11).

Dia menambahkan jika pasar pada kuartal IV/2014 turun dari kuartal sebelumnya, hal itu karena siklus musiman akhir tahun. Hari kerja banyak terpotong libur. Menurutnya, pasar LCGC hingga akhir tahun ada dikisaran 160.000- 170.000 ribu unit. Pada 2015 pasar LCGC dinilainya tidak akan berbeda jauh dengan 2014. Pangsa LCGC akan bertahan di kisaran 13%-15% dari total pasar otomotif.

General Manager Marketing Strategy and Public Relations PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Budi Nur Mukmin mengatakan, pembatasan subsidi bahan bakar menyajikan risiko dan peluang bagi pasar LCGC.

Analisis Budi, risiko yang muncul adalah panundaan pembelian kendaraan karena kenaikan harga bahan bakar menstimuli naiknya inflasi dan suku bunga.

Di sisi lain, peluang peralihan konsumen dari segmen kendaraan dengan harga yang lebih tinggi bisa terjadi.

Akan tetapi, kemungkinan besar yang akan diterima LCGC adalah risiko kenaikan harga bahan bakar dbandingkan dengan peluang.

Sebabnya, mayoritas kendaraan LCGC memiliki kapasitas penumpang lebih sedikit  dibandingakan segmen kendaraan segmen MPV sebagai penyumbang penjualan terbanyak.

Budi menyatakan, kenaikan plafon harga maupun bahan bakar tidak akan mempengaruhi pasar LCGC di kuartal IV/2014.

Agen pemegang merek (APM) cenderung memilki booking kendaraan. Selain itu, pada November ini diperkirakan berbagai promosi digulirkan untuk menarik minat konsumen.

“Pengaruhnya akan terasa pada kuartal I/2015. Saya tidak punya angka pasti penurunan pasar saat terjadi penundaan dari konsumen. Feeling saya bisa turun 5%-10%. Tergantung pintar-pintarnya pemerintah menjaga variable ekonomi lain sehingga daya beli terjaga,” ujar Budi.

Davy J. Tuilan, 4W Sales Marketing and DND Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan, pasar pada kuartal IV/2014 akan stabil di kisaran 14.000 unit per bulan. Asumsinya, harga LCGC yang termurah dibandingkan segmen kendaraan lain jadi nilai tambah.

Kenaikan bahan bakar dinilai hanya akan menahan pembelian konsumen. Karena terjadi pada akhir tahun, sehingga tidak akan berpengaruh besar pada pasar kuartal IV/2014.

Penundaan pembelian besar terjadi pada kuartal I/2015. Tetapi pasar diperkirakan tumbuh kembali karena pemerintah saat ini dianggap dapat menjaga stabilitas politik dan ekonomi.  Sedangkan kenaikan plafon diklaim masih bisa diterima pasar.

“Penjualan LCGC di kuartal IV masih bagus karena pilihan termurah. Kenaikan harga bahan bakar dan plafon paling membuat konsumen menunggu. Pengaruhnya pada awal 2015 mungkin turun, tapi tumbuh lagi di bulan berikutnya. Secara full year 2015 pasar LCGC sama seperti tahun ini,” ucap Davy.

Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo mengatakan, dampak kenaikan harga bahan bakar serta plafon harga pasti berdampak terhadap pasar.

Tapi menurut dia hal itu sulit ditebak karena terjadi dalam situasi dan pola berbeda dari kenaikan harga bahan bakar sebelumnya.

Samulo memperkirakan dampak penundaan pembelian terjadi dalam jangka pendek sekitar 3 bulan sampai 6 bulan.

“Kami harus melihat dahulu respons konsumen saat harga bahan bakar naik. Kalau plafon kan sudah dan besarannya kami nilai masih bisa diterima,” ujar Samulo.

Lebih jauh Samulo memperkirakan pada 2015 pasar cenderung sama seperti pada 2014, atau rata-rata 14.000 unit.

Kontribusi LCGC pun dinilai tidak akan bergerak jauh dari 13% dari total pasar otomotif nasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper