Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga BBM Subsidi Naik, Pasar Otomotif Tidak Akan Anjlok

Kenaikan harga bahan bakar tahun ini dinilai pelaku usaha otomotif akan berpengaruh sementara terhadap pasar, akan tetapi tidak akan membuat penjualan anjlok secara jangka panjang
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Kenaikan harga bahan bakar tahun ini dinilai pelaku usaha otomotif akan berpengaruh sementara terhadap pasar, akan tetapi tidak akan membuat penjualan anjlok secara jangka panjang.

Menurut Ketua I Gabungan Indutri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto pihaknya berharap kenaikan harga tidak akan berdampak jangka panjang. Hal itu bisa terjadi ketika pemerintah bisa menjaga iklim politik yang stabil.

Selain itu, pemerintah diharapkan dapat menjaga BI rate, nilai tukar rupiah, serta upah minimum regional (UMR) yang wajar sehingga pasar kembali bergairah. Di sisi lain Gaikindo menilai, peralihan subsidi bahan bakar ke sektor riil akan menggenjot pertumbuhan ekonomi.

“Saya harap pengaruhnya tidak jangka panjang jika pemerintah bisa menjaga stabilitas ekonomi dan politik. Selain itu tingkat pendapatan masyarakat naik terus. Harusnya bisa beli kendaraan, bisa pula beli bahan bakar non subsidi,” kata Jongkie kepada Bisnis, Kamis (30/10/2014).

Karena kenaikan harga bahan bakar dilakukan akhir tahun, pasar dinilai akan terpengaruh pada 2015. Tahun ini Gaikindo masih optimistis pasar akan stabil diangka 100.000 unit per bulan sampai akhir tahun, dan target yang dipatok 1,25 juta unit pada 2014 akan tercapai.

Sebagai gambaraan, pasar otomotif hingga kuartal III/2014 mencapai 932.943 unit. Sedangkan total pasar pada tahun lalu mencapai 1,229 juta unit.

Jongkie mengaku tidak bisa memperkirakan lama pengaruh kenaikan tersebut terhadap pasar serta persentase penurunan penjualan. Meski target Gaikindo pada 2015 belum dipatok, pengaruh yang sifatnya sementara akan membuat pasar pada tahun depan stagnan.

“Kami belum bisa memprediksi lama pengaruh kenaikan maupun penurunan pasar saat dampak sementara itu terjadi. Kami pun belum mematok proyeksi penjualan tahun depan, tapi jika pemerintah bisa menjaga situasi politik dan ekonomi pada 2015 cenderung stagnan,” ujar Jongkie.

Davy J Tuilan, 4W Sales Marketing and DND Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan, kenaikan harga bahan bakar hanya akan membuat konsumen menunda pembelian kendaraan. Analisis Davy, dampaknya akan terasa paling lama tiga bulan.

Di tiga bulan tersebut pasar akan cenderung menurun di kisaran 5%-10%. Tetapi persentase penurunan tersebut kemungkinan kecil terjadi, karena bergantung pada kondisi lain seperti yang dinyatakan Jongkie.

“Turun 5%-10% tapi tidak bisa dijadikan patokan karena bisa dipengaruhi faktor lain. Jika konsumen sudah mempersiapkan beli mobil, dia hanya akan menunggu,” ucap Davy kepada Bisnis dihubungi dalam kesempatan berbeda.

Meski demikian pada 2015 Davy cenderung melihat pasar tidak akan turun. Sehingga dalam menghadapi kenaikan itu SIS tidak mempersiapkan strategi khusus. Dia melihat pasar tahun depan akan cenderung stagnan.

“Kita optimistis dengan perkembangan yang dilakukan pemerintah. Pasar sepanjang 2015 tidak akan berbeda jauh dari tahun ini. Kami berharap stabil,” ucap Davy.

Menurut General Manager Marketing Strategy and Public Relations PT Nissan Motor Indonesia (NMI)  Budi Nur Mukmin, kenaikan harga bahan bakar tidak banyak mempengaruhi pasar. Efek terbesar terhadap pasar akan datang dari kondisi makro ekonomi Indonesia saat kebijakan kenaikan itu diambil. Pemerintah diharapkan dapat menekan depresiasi rupiah dan tingkat inflasi saat bahan bakar mengalami kenaikan harga.

“Jika bahan bakar dinaikan kami berharap pada strategi pemerintah dalam menjaga variable ekonomi makro sehingga pasar tidak goncang. Ini pintar-pintarnya pemerintahan Jokowi,” kata Budi.

Budi pun enggan terburu-buru mengatakan pasar 2015 akan stagnan. Hal tersebut akan bergantung respon positif masyarakat terhadap kebijakan pemerintahan baru. Budi menambahkan, harga kendaraan pun belum tentu naik jika nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi terkontrol.

“Selama pemerintah baru bisa menciptakan  customer confidence meski bahan bakar naik, tapi suku bunga, tingkat inflasi, dan nilai tukar tetap terjaga akan berani bertransaksi. Konsumen akan beranggapan ke depan ekonomi pasti membaik sehingga mau melakukan kredit,” tutur Budi.

Wanny Bhakti, Head of Marketing and PR PT Garuda Mataram Motor selaku agen pemegang merek kendaraan premium Audi mengatakan, di segmen tersebut konsumen cenderung tak terpengaruh.

Dia optimistis pasar pada 2015 akan naik 5%-10%. Kenaikan bahan bakar pun tidak akan mempengaruhi harga kendaraan karena ongkos distribusi yang naik.

“Selama ini pasar kendaraan premium tidak terpengaruh kenaikan harga bahan bakar. Pasar terpengaruh masalah PPnBM atau kondisi makro ekonomi,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper