Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pebisnis Cemaskan Pasar Otomotif Semester II/2014

Pelaku bisnis otomotif merasa khawatir terhadap pasar otomotif nasional pada semester II/2014.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com JAKARTA—Pelaku bisnis otomotif merasa khawatir terhadap pasar otomotif nasional pada semester II/2014. Kondisi makro ekonomi yang tak stabil, ditambah isu kenaikan bahan bakar dinilai akan memberikan tren negatif terhadap penjualan.

Padahal pelaku bisnis otomotif berharap pasar kembali bergairah pada bulan ini. Pasar Agustus dinilai masih stagnan, setelah penurunan penjualan pada Juli karena terdampak libur Lebaran.

Menurut Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo, kekhawatiran pelaku bisnis sangat beralasan.

Industri otomotif pada semester II/2014 harus menghadapi exchange rate yang berfluktuatif, rupiah yang melemah, dan suku bunga yang tinggi. Selain itu, kenaikan bahan bakar dinilai bisa berkontribusi menurunkan pasar.

“Karena Juli dan Agustus penjualan dipengaruhi kurangnya hari kerja. September hingga Desember kami harap kembali normal. Tapi kita harus lihat kondisi makro ekonomi. Exchange rate masih berfluktuasi, rupiah melemah. Kemudian suku bunga masih tinggi, serta ke depan ada isu kenaikan bahan bakar. Ini pasti ada pengaruh terhadap market otomotif,” ujar Rahmat, Selasa (9/9).

Menurut Rahmat, karena masih dipengaruhi libur Lebaran, pasar TAM pada Agustus tidak jauh berbeda dengan Juli. Sebagai catatan, penjualan Toyota di tataran wholesales pada Juli hanya 28.780 unit. Meski pasar otomotif nasional akan menghadapi banyak tantangan, Rahmat tetap optimistis pasar Toyota pada September kembali pada rata-rat 35.000 unit per bulan.

Dia mengatakan, jika memang pasar otomotif mengalami penurunan karena faktor ekonomi makro dan kenaikan harga bahan bakar, pangsa pasar TAM masih di kisaran 34%-35%.

 “Data panjualan Agustus belum keluar, masih nungggu dari Gaikindo. Juli karena kepotong Lebaran, Agustus awal kan masih liburan. Jadi masih sama kondisinya. Saya rasa kalau berbicara market share masih realistis. Tapi berbicara volume agak sulit karena yang kita hadapi cukup banyak disamping makro ekonomi, masih menunggu bagaimana dampak daripada keputusan pemerintah menaikan BBM.,” tutur Rahmat melanjutkan.

Rahmat menambahkan, kenaikan bahan bakar harus dilakukan pemerintah secara bertahap. Besarnya dampak faktor-faktor tersebut terhadap pasar otomotif akan bergantung dari timing kenaikan BBM yang dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper