Bisnis.com, JAKARTA—Penjualan kendaraan premium merek Jaguar dan Land Rover pada semester I/2014 tidak mencapai target. Penurunan penjualan diklaim karena situasi politik di Indonesia yang terpengaruh pemilu.
Menurut Lisa Wijaya, Chief Operating Officer PT Grandauto Dinamika (GAD), selaku agen pemegang merek (APM) Jaguar dan Land Rover, lesunya pasar terjadi sejak minggu ketiga Maret hingga minggu kedua April lalu. Berkurangnya pembeli di kendaraan premium tersebut berlanjut kembali hingga satu setengah bulan terakhir ini.
“Sampai selesai pemilu penjualannya tiarap. Sebelumnya karena pemilu legislatif. Dan sekarang menjelang pemilu presiden. Konsumen menahan untuk melakukan pembelian. Karena iklim politik ini berpengaruh juga sama exchange rate,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (2/7).
Pada Juni lalu, target penjualan GAD di kedua jenis kendaraan premium tersebut turun hingga 50%. Secara keseluruhan, pada semester I/2014 GAD hanya mampu merealisasikan 39% dari target yang sudah ditetapkan.
Menurut Wijaya, pihaknya menargetkan Jaguar terjual 100 unit per tahun. Sedangkan di segmen kendaraan penjelajah Land Rover, GAD berharap bisa melego 400 unit per tahun. Dalam sebulan, Jaguar ditargetkan terjual 6 unit, dan untuk Land Rover 35 unit.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia mencatat, sepanjang Januari-Mei 2014 Jaguar terjual sebanyak 21 unit. Secara berturut-turut per bulan jumlah penjualannya adalah 6, 4, 6, 2, dan 3 unit.
Untuk Land Rover dalam periode yang sama GAD menjual sebanyak 81 unit. Rinciannya, setiap bulan kendaraan tersebut terjual 15, 25, 13, 16, dan 12 unit.