Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan layanan bengkel untuk perawatan dan perbaikan kendaraan cenderung stagnan selama 3 bulan terakhir ini kendati ada musim libur Natal dan Tahun Baru, akibat harga suku cadang yang semakin mahal.
Hendro Setyawan, Ketua Koperasi Bengkel Otomotif Indonesia, mengatakan kenaikan harga suku cadang yang terus meningkat hingga mencapai 20% akibat gejolak moneter yang diikuti melonjaknya harga barang konsumsi yang membuat usaha bengkel stagnan.
“Harga suku cadang terus meningkat menjelang akhir tahun ini dan bahkan beberapa jenis spare part lagi kosong di pasaran, semakin membuat kondisi usaha bengkel otomotif tidak ada pertumbuhan yang signifikan,” katanya di Jakarta, Senin (16/12/2013).
Menurutnya, musim liburan Natal dan tahun baru kali ini tidak membuat layanan bengkel untuk perawatan dan perbaikan kendaraan menjadi meningkat, karena realitasnya cenderung stagnan dan kalau pun ada kenaikan relatif kecil.
Sebab, lanjutnya, tidak banyak pelanggan yang merencanakan perjalanan liburan menyambut hari raya keagamaan dan tutup tahun itu dengan kenaraan pribadi, karena tempat yang hendak dituju relatif jauh di dalam maupun di luar negeri.
Dia mengungkapkan banyak pelanggan menyiasati harga spare part yang semakin tinggi karena dampak melemahnya nilai tukar rupiah tarhadap kurs dolar AS itu antara lain dengan menunda penggantian suku cadang yang tidak telalu fital.
Selain itu, lanjutnya, banyak konsumen yang mencari pengganti suku cadang mobilnya dengan produk yang bukan asli atau genuine sesuai merek mobilnya, kerena harganya lebih murah sekitar 20% dengan jaminan kulitasnya masih dalam batas toleransi.
Hendro menjelaskan permintaan layanan bengkel otomotif pada menjelang libur akhir tahun ini tidak seperti saat menyambut liburan hari raya Lebaran ketika banyak orang merencanakan perjalanan mudik ke kampung halamannya.
Namun, siklus permintaan layanan untuk perawatan atau perbaikan kendaraan akan bergerak naik mulai pertengahan Januari tahun depan saat banyak konsumen usai merayakan libur akhir tahunnya.
“Tetapi, kondisi tersebut akan kembali menurun pada sekitar Juni saatnya para orang tua mempersiapkan biaya untuk anaknya memasuki sekolah baru yang jenjangnya lebih tinggi, setelah tamat dari sekolah yang lama,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan pengusaha bengkel otomotif sekala kecil dan menengah kini berusah terus meningkatkan skill teknisinya dan peralatan kerja bengkel untuk mengantisipasi pesatnya perkembangan teknologi kendaraan terbaru.
Upaya menyesuaikan dengang perkembangan teknologi kendaraan tersebut, lanjutnya, membutuhkan investasi yang cukup besar, diantaranya untuk membeli peralatan yang harganya mencapai sekitar Rp20 juta hingga Rp80 juta sesuai dengan spesifikasinya.
Dengan demikian, imbuhnya, bengkel otomotif skala kecil yang tidak mau meningkatkan kemampuan layanan secara maksmimal, maka bidang pekerjaan yang bisa digarap semakin sedikit dan tidak berkaitan dengan mesin seperti kaki-kaki, pelek dan ban.