Bisnis.com, JAKARTA--Permintaan layanan bengkel untuk perawatan dan perbaikan kendaraan akan meningkat pasca berakhirnya musim penghujan yang menimbulkan banyak genangan cukup dalam di sejumlah jalan.
Hendro Setyawan, Ketua Koperasi Bengkel Otomotif Indonesia, mengatakan banyak kendaraan terpaksa menerobos jalan yang tergenang air hujan sehingga mengalami gangguan pada beberapa bagian dari mobil tersebut.
“Permintaan layanan perwatan dan perbaikan kendaraan itu biasanya paling banyak di bengkel yang lokasinya berada di dekat wilayah yang terjadi genangan atau banjir,” katanya di Jakarta, Kamis (15/1/2014)
Bagi kendaraan yang sering melintasi genangan air cukup dalam, menurutnya, akan melakukan perawatan yang paling ringan pada sistem pengeremannya, terutama di sekitar kampas yang cepat berkarat.
Dia mengatakan bagi kendaraan yang terendam air harus sesegera mungkin dilakukang penggantian seluruh pelumasnya, seperti oli mesin dan transmisi atau gardannya.
“Bagi kendaraan yang terendam banjir, harus diperiksa sistem kelistrikannya agar tidak terjadi konslet,” ujarnya.
Hendro menjelaskan gejolak moneter yang berkepanjangan hingga nilai tukar rupiah terus melemah terhadap kurs dolar AS hingga mencapai Rp12.000 per US$ menyebabkan harga spare part terkerek naik 10%-15%.
Konsumen belum semua menyadari adanya kenaikan harga spare part mencapai sekitar 10%-15%, lanjutnya, sehingga sampai sekarang belum terlihat adanya penurunan jumlah kendaraan yang masuk bengkel.
“Kami prediksi dampak dari penaikan harga spare part baru terasa secepatnya dua atau tiga bulan mendatang, ketika banyak pelanggan menunda perawatan atau perbaikan kendaraan mereka,” ujarnya.
Dia mengungkapkan banyak pelanggan menyiasati harga spare part yang semakin tinggi karena dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah, antara lain dengan menunda penggantian suku cadang yang tidak telalu vital.
Selain itu, lanjutnya, banyak konsumen yang mencari pengganti suku cadang dengan produk bukan asli (genuine) sesuai merek mobilnya, kerena harganya lebih murah sekitar 20% dengan jaminan kulitas masih dalam batas toleransi.
Demikian halnya para pemilik kendaraan yang merasakan performa kendaraan kurang enak dikendarai setelah melintasi genangan air yang cukup dalam selama musim penghujan sekarang ini.
Hendro mengatakan bisnis jasa perbengkelan kendaraan semakin prospektif di masa depan sehingga banyak pengusaha dengan kesadarannya sendiri berusaha meningkatkan skill teknisi dan peralatan kerja bengkelnya.