Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan kendaraan komersial pada 2014 diyakini stabil dengan pertumbuhan pasitif, kendati dibayang-bayangi situasi politik yang memanas terkait dengan penyelenggaraan Pemilu.
Pertumbuhan penjualan tersebut dapat dicapai dengan syarat pelaksanaan pemiliah umum berjalan lancar, penaikan BI Rate tidak menekan daya beli konsumen, dan pembangunan infrastruktur seperti jalan raya tidak ada hambatan.
Edy Jusuf Oekasah, Division Head Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia, agen tunggal pemegang merek Isuzu, mengatakan pengusaha berharap kinerja penjualan kendaraan komersial tetap tumbuh dengan terpenuhinya tiga syarat tersebut.
“Namun, jika penaikan BI Rate berdampak menyebabkan daya beli konsumen menurun sehingga barang konsumsi kurang terserap oleh pasar, maka penjualan kendaraan komersial juga tidak tumbuh, hanya stagnan atau flat saja,” katanya menjawab Bisnis di Jakarta, Senin (18/11/2013).
Penaikan BI Rate sebagai patokan suku bunga kredit tersebut, menurutnya, menjadi salah satu faktor penyebab penjualan kendaraan komersial menjadi stagnan dan tidak bisa mencapai pertumbuhan sekitar 5% sesuai harapaan para pengusaha.
Untuk itu, lanjutnya, para pengusaha berharap pemerintah dapat menurunkan kembali BI Rate sehingga tidak memberatkan kemampuan daya beli konsumen, yang juga dapat mendorong laju pertumbuhan industri yang tentu membutuhkan armada pengangkutan produknya.
Edy mengatakan pemerintah perlu terus menggenjot pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya, yang membutuhkan armada truk pengangkutan untuk mendukung proyek tersebut, dan dengan kondisi jalan yang lebih baik maka arus barang dan jasa menjadi semakin lancar.
Para pengusaha barharap penjualan truk tetap stabil dengan pertumbuhan seperti yang terlihat dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) selama Januari-Oktober 2013 mencapai 93.073 unit untuk light truck, 14.265 unit truk besar dan truk berat sebanyak 13.170 unit.
Rizwan Alamsjah, Executive Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), agen tunggal pemegang merek Mitsubishi Fuso, mengatakan penjualan kendaraan komersial tetap tumbuh positif pada 2014, walaupun tidak seperti tahun ini.
“Kami harapkan penjualan tetap tumbuh, walaupun ada agenda nasional pesta demokrasi, pemilihan umum parlemen dan presiden. Ya, setidaknya untuk mengangkut kebutuhan pemilu,” ujarnya.
KTB optimistis dengan pertumbuhan pasar mengingat selama Januari-Oktober 2013 berhasil membukukan penjualan 131.406 unit, yang tediri dari kendaraan komersial 61.887 unit dan selebihnya 19.619 unit kendaran penumpang.
Kini pabrik Mitsubishi berkapasitas 165.000 unit per tahun itu, sebagian besar untuk memproduksi Colt Diesel dan Fuso yang porsi penjualannya terbesar mencapai 65.000 unit, dan disusul segmen pikap dan kendaraan penumpang.