Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Mobil & Motor Naik, Bunga Kredit Ikut Terkerek

Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis otomotif mengalami ketidakpastian terimbas depresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Tak cuma agen tunggal pemegang merek (ATPM), tetapi ini dirasakan pula oleh industri multifinance dalam menyalurkan kredit

Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis otomotif mengalami ketidakpastian terimbas depresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Tak cuma agen tunggal pemegang merek (ATPM), tetapi ini dirasakan pula oleh industri multifinance dalam menyalurkan kredit kendaraan bermotor.

Sejumlah ATPM mulai menaikkan harga jual produk demikian pula perusahaan pembiayaan terdorong peningkatan suku bunga kredit perbankan. Semua menyatakan penaikkan lebih besar berpotensi terjadi lagi kalau kondisi moneter kian memburuk.

Penasihat Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Wiwie Kurnia menerangkan kredit kendaraan sejak Agustus mulai merangkak sekitar 0,5%-1%. Persentase ini bisa membengkak jika situasi moneter terutama Bank Indonesia menaikkan suku bunga lagi yang memicu perbankan menaikkan kredit.

"Kami harapkan rupiah bisa menguat agar kondisi ini tidak terlalu lama. Oktober belum naik tapi bisa naik kalau bank menaikkan bunga kreditnya lagi. Penaikan 0,5% sampai 1% itu baru tahap pertama," katanya kepada Bisnis, Rabu (9/10/2013).

Sejauh ini, sumber pendanaan perbankan menjadi tumpuan industri multifinance, porsinya lebih dari 60%. Sumber lainnya berasal dari penerbitan obligasi dan modal sendiri.

APPI menyatakan beberapa ATPM ada yang mulai menaikkan harga jual kendaraan. Bagi yang belum biasanya karena produk yang dijual adalah stok periode sebelumnya.

"Sebetulnya pelemahan rupiah pada September belum terlalu berdampak terhadap harga mobil atau motor. Masih banyak ATPM yang memberikan promosi tapi sudah ada beberapa lainnya yang menaikkan harga," tutur Wiwie.

Wakil Presiden Direktur, Penjualan dan Pemasaran Nasional PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Yoshiya Horigome mengaku sudah menaikkan harga jual kendaraan sejak awal Oktober. Ini diberlakukan pada beberapa model merek mobil yang bernaung di bawah bendera NMI tapi tak disebutkannya secara detil.

"Kami tidak bisa sebutkan nilai penaikkannya. Kami menaikkan harga jual untuk menekan potensi kerugian, yang bisa kami lakukan hanya meminimalisir potensi akibat pelemahan rupiah itu," ujarnya.

Di tengah ketidakpastian iklim bisnis industri otomotif nasional NMI tetap yakin penjualannya bakal tumbuh walau dibayangi lonjakan harga jual dan kredit kendaraan.

"Pembiayaan kredit otomotif akan naik, kompetisi semakin ketat. Tapi untuk Nissan kami melihat banyak peluang pertumbuhan," tutur Horigome. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper