Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja ekspor ban nasional melorot hingga 13,46% menjadi 14,98 juta unit pada smester I/2013, lebih rendah ekspor periode yang sama tahun lalu sebanyak 17 juta unit karena terimbas dampak krisis keuangan di Eropa yang masih berkepanjangan hingga sekarang.
Demikian halnya sejumlah negara kawasan Timur Tengah yang merupakan pasar potensial ban nasional Indonesia juga menghadapi krisis politik terkait proses pergantian tampuk pimpinan negara yang juga menjadi salah satu faktor penyebab volume ekspor ban mobil melorot.
Data Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) yang diterima Bisnis menyebutkan volume ekspor sebanyak 14,98 juta unit tersebut mengambil porsi terbesar dari total seluruh penjualan ban nasional selama periode Januari-Juni 2013 sebanyak 24,57 juta unit.
Adapun sebagian kecilnya, ban nasional tersebut untuk kebutuhan pasar dalam negeri yaitu memenuhi kegiatan penggantian (replacement) sebanyak 6,63 juta unit dan industri otomotif (original equipment) mencapai 2,92 juta unit.
Azis Pane, Ketua Umum APBI, mengatakan sebagian besar mencapai sekitar 80% produk ban nasional untuk kebutuhan ekspor, dan dipasarkan di dalam negeri untuk memenuhi kegiatan penggantian dan kebutuhan industri otomotif.
"Kalau ekspornya terganggu seperti sekarang ini, maka kondisinya sangat memberatkan bagi para pengusaha ban nasional," katanya di Jakarta, Rabu (24/7/2013)
Dia menjelaskan kerja keras yang dilakukan pengusaha ban nasional mencari peluang pasar di negara lain seperti kawasan Timur Tengah, Amerika Latin dan Pasifik mulai menunjukkan hasil melalui pertumbuhan ekspor pada bulan lalu.
Volume ekspor ban nasional pada Juni 2013 mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,5% menjadi 2,71 juta unit, lebih tinggi dari pencapaian penjualan pada bulan sebelumnya sebanyak 2,45 juta unit.