Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suplai Berkurang, Penjualan Honda Melorot 9,17%

Bisnis.com, JAKARTA - Bulan ini pabrikan mobil asal Jepang Honda hanya membukukan penjualan mobil 7.550 unit. Angka ini melorot 9,17% dari realisasi Mei 8.313 unit.

Bisnis.com, JAKARTA - Bulan ini pabrikan mobil asal Jepang Honda hanya membukukan penjualan mobil 7.550 unit. Angka ini melorot 9,17% dari realisasi Mei 8.313 unit.

Dibandingkan dengan pencapaian penjualan tertinggi Honda pada Maret sebesar 11.497 unit maka realisasi bulan ini turun hingga 34,33%.

"Penjualan turun [pada Juni dibandingkan Mei] tidak masalah karena memang suplai menurun. Pengiriman dengan kapal dari Thailand kan tidak bisa hari ini kirim langsung sampai. Kalau selisih penjualan tidak jauh maka tidak masalah," ujar Direktur Pemasaran dan Purnajual PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy kepada Bisnis, Selasa (23/7/2013).

Total penjualan Honda selama Januari - Juni 2013 baru menyentuh 49.342 unit. Dilihat dari penguasaan pasar di dalam negeri Honda cuma mendapat jatah 8,20%.

Melihat prospek hingga akhir tahun Honda optimistis bakal lebih baik ketimbang paruh pertama 2013. Kendati banyak kebijakan pemerintah yang dirasa tak propasar seperti kenaikan harga BBM, inflasi, serta terkatrolnya BI Rate menjadi 6,5% takkan mempengaruhi industri otomotif secara signifikan.

"Tetap yakin karena di semester II selain menuju lebaran, nanti juga akan ada Indonesia International Motor Show pada September. Setelah itu juga kita banyak pameran mobil. Jadi penjualan bisa terdongkrak," ucap Jonfis.

Penjualan Honda terbilang cukup fluktuatif dari bulan demi bulan. Angka terendah ada pada Januari sebesar 5.746 unit kemudian naik pada Februari menjadi 9.529 unit.

Di April menyentuh level tertinggi 11.497 lantas melorot tajam menjadi 6.707 unit pada April. Selebihnya pada Mei dan Juni masing-masing 8.313 dan 7.550.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper