BISNIS.COM, JAKARTA--Kementerian Perindustrian menyatakan bahwa dengan mulai diproduksinya mobil murah ramah lingkungan atau (Low Cost and Green Car/LCGC) diharapkan mampu mendorong ekspor otomotif dari Indonesia.
"Mobil murah ramah lingkungan itu juga ditujukan untuk ekspor, dan diharapkan akan mampu meningkatkan nilai ekspor produk otomotif kita," kata Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi, dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (10/6)
Budi menerangkan saat ini ekspor mobil masih berada di kisaran 12 sampai 13 persen dan pihaknya mengharapkan dengan adanya produksi mobil murah ramah lingkungan itu bisa meningkatkan ekspor produk otomotif mencapai 20 persen dari produksi nasional.
"Apabila target kita untuk mencari devisa maka teknologi tidak boleh ketinggalan, karena di luar negeri menggunakan teknologi yang tinggi," ujar Budi.
Selain itu, Budi menambahkan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2013 tersebut, bukan hanya mendorong produksi mobil nasional, namun juga diyakini mampu menambah industri komponen.
"Selain itu, LCGC juga disiapkan untuk memenuhi permintaan dalam negeri dan menghindari serbuan mobil-mobil impor, karena negara ASEAN seperti Malaysia dan Thailand juga telah memproduksi kendaraan sejenis," kata Budi.
Budi menjelaskan perekonomian Indonesia yang terus meningkat juga mendorong permintaan kendaraan bermotor, khsususnya mobil, dan apabila permintaan tersebut tidak disuplai dari dalam negeri, maka Indonesia akan dibanjiri produk impor.
"Tenaga kerja yang dihasilkan dari industri ini juga tidak sedikit, dengan masuknya kurang lebih 10 investasi industri mobil dan 100 industri komponen, akan menambah tenaga kerja kurang lebih sebanyak 30.000 orang," kata Budi.
Pada Rabu (5/6) lalu, pemerintah telah menetapkan peraturan terkait mobil murah ramah lingkungan. (Antara).