Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Depan VW Bangun Pabrik di Indonesia

Pabrikan otomotif asal Jerman, Volkswagen, resmi bangun pabrik di Indonesia pada 2015.

Bisnis.com, JAKARTA—Pabrikan otomotif asal Jerman, Volkswagen, resmi bangun pabrik di Indonesia pada 2015.

Hal tersebut dikatakan Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Soerjono, setelah melakukan pertemuan dengan wakil pihak prinsipal Volkswagen (VW) di sebuah hotel di Slipi, Jakarta Barat.

Menurut Soerjono, pihak prinsipal VW mau tidak mau harus membangun pabrik di Indonesia untuk mempertahankan eksistensi di pasar otomotif Asia Tenggara.

“Karena sudah ada persetujuan dari prinsipal Jerman, sepertinya tahun depan mereka sudah jalan untuk bangun pabrik. Yang sudah pasti, mereka mau tidak mau harus ke sini. Kalau dia tidak bikin pabrik di Indonesia rugi mereka,” kata Soerjono, Rabu (29/10/2014).

Awalnya, pihak VW akan mendirikan pabrik di negeri jiran Malaysia. Akan tetapi, karena regulasi di sana yang menetapkan pasar otomotif 50% dikuasai produk lokal, Proton, membuat VW berpikir ulang.

“Di Malaysia mereka ternyata sudah tidak bisa gerak karena 50% pasar Malaysia dikuasai Proton. Mereka tidak kuat. Maka mau tidak mau mereka ke sini karena pasar terus growing,” ujarnya.

Rencana pembangunan pabrik Volkswagen (VW) di Indonesia tadinya akan dilakukan pada tahun ini. Hal itu urung karena depresiasi rupiah terhadap sejumlah mata uang asing dalam hal ini euro yang terjadi sejak tahun lalu.

Meski demikian, Soerjono menegaskan, pembicaraan tersebut belum membahas formal detil seperti jumlah investasi, produk yang akan dibuat di dalam negeri, serta tingkat kandungan lokal (TKDN).

Untuk kapasitas produksi, pabrik tersebut diperkirakan akan mencapai 75.000-100.000 unit per tahun.

“Saya yakin mereka kejar 75.000-100.000 unit karena mereka akan kejar pasar ke depan. Melihat pertumbuhan kita mereka saya kira tidak mau rugi. Pabrik mereka kelak hanya di Indonesia satu-satunya di Asean. Mereka mungkin mau ekspor ke Malaysia karena pasarnya ada.,” ucapnya.

Soerjono mengatakan, jika VW tetap mempertahankan produk impor untuk pasar dalam negeri maka tidak akan mampu bersaing.

Pada tahap awal pabrik itu akan diproyeksikan sebagai tempat assembly kendaraan terurai atau completely knock down (CKD).

Lambat laun, jika pasar bertumbuh tak mustahil produk VW akan langsung dibuat di tanah Air.

Ke depan, bahkan Kemenperin berencana meminta VW melakukan ekspor 50% dari total produksi.

Soerjono menambahkan, untuk penanaman investasi pihak VW tidak mendapatkan keistimewaan insentif.

Insentif akan diberikan jika pabrikan tersebut mengikuti program yang dicanangkan pemerintah seperti kendaraan low cost green car (LCGC).

Saat dimintai keterangan oleh wartawan, pihak VW enggan memberikan komentar.

Seperti diberitakan sebelumnya, VW Indonesia ingin menerapkan strategi bisnis serupa perusahaan otomotif lain di Indonesia.

Berawal dari mengimpor kendaraan secara utuh lalu melakukan semi perakitan, assembly penuh, dan akhirnya lokalisasi produksi.

Kehadiran fasilitas perakitan kendaraan terurai di Indonesia diperkirakan tidak mengurangi harga jual VW secara signifikan jika dibandingkan dengan harga impor.

Ini disebabkan banyak komponen tetap disuplai dari luar negeri, konten lokal dipekirakan baru sekitar 10%.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, pada 2013 pasar VW hanya mencapai 1.238 unit.

Pada periode Januari-September 2014 penjualannya baru menyentuh angka 604 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper