Bisnis.com, JAKARTA - Ekspansi operator taksi asal Vietnam, Xanh SM, di Indonesia dinilai bisa mendongkrak penjualan mobil listrik VinFast.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Persaingan dan Kebijakan Usaha (LKPU) Universitas Indonesia (UI) Ditha Wiradiputra mengatakan kehadiran Xanh SM telah memberikan pilihan alternatif baru bagi pengguna taksi. Adapun, Xanh SM merupakan anak usaha dari VinFast, di bawah kelolaan Vingroup.
"Perusahaan taksi baru ini mempunyai model bisnis yang bisa dikatakan menarik, karena sesungguhnya perusahaan taksi ini adalah sebuah perusahaan otomotif di negara asalnya, dalam hal ini Vietnam," kata Ditha dalam keterangannya, Minggu (26/1/2025).
Dia menambahkan ekspansi Xanh SM di bisnis transportasi bisa meningkatkan penjualan mobil listrik VinFast di Indonesia. Terlebih, pangsa pasar mobil listrik Tanah Air telah lebih dulu dimasuki oleh China.
Upaya tersebut, lanjutnya, bisa menjadi salah satu cara untuk membuat penjualan suatu produk seakan-akan tinggi.
Menurutnya, kegiatan bisnis Xanh SM dianalogikan seperti Boeing dan Airbus masuk ke dalam bisnis maskapai secara langsung. Hal tersebut perlu diwaspadai oleh pelaku industri bisnis taksi agar tidak berdampak negatif terhadap mitra pengemudi.
Baca Juga
"Mungkin itu strategi yang baik-baik saja, cuman dia harus memikirkan dampaknya bagi pasar. Jangan sampai mengganggu atau mempunyai dampak yang tidak baik terhadap bisnis ride hailing,” ujarnya.
Pemerintah diharapkan untuk menyiapkan regulasi mengenai model bisnis seperti yang dilakukan pemain otomotif dari Vietnam tersebut.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Xanh SM resmi meluncur di Indonesia pada Rabu (18/12/2024). Mengutip laman instagram resminya, Xanh SM masih akan melayani area Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan menggunakan mobil listrik VinFast.
Xanh SM sendiri didirikan pada 2023 dengan mengoperasikan 100.000 unit kendaraan listrik, termasuk mobil listrik, sepeda motor listrik, dan unit yang dikelola mitra perusahaan.
Seluruh layanan Xanh SM menggunakan mobil listrik VinFast. Xanh SM telah berhasil memperluas operasinya ke 54 dari 63 provinsi dan kota di Vietnam.