Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Perbandingan Kebijakan China, India, Vietnam Soal Pembiayaan EV

Perbandingan kebijakan China, India hingga Vietnam dalam pembiayaan kendaraan listrik (EV)
Deretan mobil listrik berada di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) milik Hyundai di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Deretan mobil listrik berada di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) milik Hyundai di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -  Pemerintah di berbagai negara seperti China, India, hingga Vietnam memberikan dukungan penuh dalam hal pembiayaan untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Manager for SE Asia Rocky Mountain Institute (RMI), Rizky Fauzianto mengatakan Indonesia perlu mencontoh kebijakan dari negara-negara tersebut untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik.

Misalnya, dia memberikan contoh pemerintah China yang menetapkan secara rinci formula dan rentang harga produk asuransi EV yang mengatur bagaimana perusahaan asuransi dapat menetapkan premi berdasarkan faktor risiko.

"Di China, kebijakan ini membantu menurunkan premi asuransi untuk kendaraan listrik sampai 23%, ini yang akan kami usulkan ke Kemenko Marves,” ujar Rizky dalam acara AEML Knowledge Exchange Forum pada Kamis (22/8).

Selanjutnya, kata dia, Filipina juga mendapatkan pembiayaan dari Asian Development Bank (ADB) yang disalurkan ke manufaktur domestik untuk memproduksi alat-alat pengisian daya (charging equipment) dan produk itu diekspor ke berbagai negara.

Tak ketinggalan, Vietnam juga mendapatkan pinjaman dari ADB senilai US$135 juta untuk produsen lokalnya yakni VinFast untuk memproduksi kendaraan listrik, bus listrik, dan jaringan charging station. Selain itu, VinFast juga dapat dukungan pembiayaan dari institusi finansial, Be Group.

"VinFast akan memasuk kendaraan roda dua dan roda empat ke perusahaan ride-hailing dan pengiriman, sehingga meningkatkan armada kendaraan listrik di negara itu," katanya.

Pada sisi lain, di India, Small Industries Development Bank of India (SIDBI) juga menyediakan fasilitas jaminan pinjaman kepada lender yang memberikan kredit kendaraan komersial berbasis listrik (electric commercial vehicle).

"Tak hanya itu, para korporasi dan filantropis di India juga menyediakan pinjaman lunak untuk pelaku kendaraan listrik senilai US$6 juta," pungkas Rizky.

Tantangan Pembiayaan EV di Indonesia

Sementara itu, pengembangan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, salah satunya pada sektor pembiayaan atau multifinance. 

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno, mengatakan volume kendaraan listrik di Indonesia masih minim, dan infrastruktur yang belum menyeluruh.

"Sehingga membuat banyak perusahaan pembiayaan yang cukup ragu-ragu dalam memberikan kredit mobil listrik ataupun menetapkan uang muka [down payment/DP] lebih tinggi dibanding mobil konvensional," jelasnya pada acara yang sama.

Menurutnya, risiko bisnis bagi multifinance yang terburuk adalah ketika terjadi default payment atau gagal bayar. Selanjutnya, saat melakukan penjualan kembali, hal yang perlu diperhatikan adalah berapa harga jual yang pantas dan apakah ada pembelinya atau tidak.

"Penting untuk industri kendaraan listrik membangun ekosistem dari hulu ke hilir agar dari sisi penjualan semakin tinggi ke masyarakat," pungkas Suwandi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper