Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LG Genjot Produksi Baterai Kendaraan Listrik di Amerika

LG tengah mengkaji rencana penambahan investasi untuk peningkatan produksi baterai kendaraan listrik di Amerika.
LG Chem, suplier baterai EV untuk kendaraan listrik/Korea Bizwire
LG Chem, suplier baterai EV untuk kendaraan listrik/Korea Bizwire

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen baterai asal Korea Selatan, LG Energy Solution Ltd. tengah mempertimbangkan untuk memperluas produksinya di Amerika demi meningkatkan penjualan dari energy storage system (ESS) hingga tiga kali lipat.

Melansir dari Bloomberg, Selasa (11/9/2023), Cheng Seungse sebagai salah satu pemimpin bisnis ESS LG mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan penambahan investasi usai mengumumkan rencana investasi sebesar US$2,3 miliar pada Maret 2023.

Investasi senilai US$2,3 miliar tersebut sebelumnya bertujuan untuk memproduksi baterai kendaraan listrik pada alat penyimpanan di Arizona pada Maret 2023.

Adapun, Amerika Utara akan berkontribusi hingga 70 persen penjualan ESS dari LG pada 2030 sehingga dapat mendongkrak total pendapatan dari segmen ini dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

Langkah LG yang masuk ke pasar Amerika menandai upaya perusahaan untuk menangkal hadirnya produsen asal China dan memperoleh porsi besar pada sektor ESS. LG pun akan fokus pada penyediaan sistem penyimpanan kelas atas di Amerika Utara.

Chang mengatakan dengan memfokuskan diri pada produk-produk premium, LG juga akan mendapatkan keuntungan kredit pajak dari Undang-Undang Pengurangan Inflasi yang telah diteken oleh Presiden AS, Joe Biden.

“Akan sulit bagi pemasok Tiongkok untuk bersaing langsung dengan kami di AS,” kata Chang dalam sebuah wawancara seperti dikutip dari Bloomberg.

LG juga akan memanfaatkan keahliannya dalam baterai kendaraan listrik selaku pemasok bagi produsen global seperti Tesla Inc. dan General Motors Co. di pasar ESS. Dalam hal ini, LG berupaya mempercepat pengembangan dan produksi baterai berbasis lithium-iron-phosphate, atau LFP.

Menurut Chang, produksi baterai berbasis LFP ini disebut relatif lebih aman dan lebih murah dibandingkan sel nikel-kobalt-mangan yang biasa digunakan dalam sistem penyimpanan.

Analis BloombergNEF Helen Kou mengatakan LFP akan menjadi bahan kimia untuk penyimpanan baterai yang dominan bagi pasar penyimpanan stasioner hingga 2030. Hal ini lantaran penyimpanan baterai ESS mencakup 65 persen bahan kimia pada 2030

“Penting bagi LG ESS untuk berinvestasi pada teknologi LFP agar dapat bersaing dengan perusahaan penyedia baterai lainnya,” kata Helen Kou.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper