Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Battery Corporation (IBC) menyatakan pergantian anggota konsorsium LG Energy Solution (LG) menyebabkan penundaan kesepakatan proyek baterai kendaraan listrik dari target awal.
Corporate Secretary IBC, Muhammad Sabik, mengatakan hal ini menjadi wajar ketika beberapa kesepakatan menjadi tertunda akibat adanya pergantian manajemen.
"Sama lah kayak kita, misalkan dalam suatu perusahaan ada yang ganti manajemen. Kemudian beberapa kerja sama ada yang delay, kan wajar. Di mereka juga ada pergantian di konsorsiumnya, jadi wajar-wajar saja," kata Sabik di Jakarta, Selasa (28/3/2023).
Sabik menuturkan pihaknya tidak dapat ikut campur dalam urusan pergantian konsorsium dari LG. Meski demikian, proyek pembuatan baterai kendaraan listrik dipastikan tetap berjalan.
"Seperti yang disampaikan MIND ID, di sisi LG nya itu kan ada pergantian konsorsium. Itu kan bisa dikatakan urusannya konsorsium. Lalu pengaruhnya ke proyek kita? ada pasti, tapi ya prosesnya tetap jalan," ujarnya.
Meski tidak disebutkan secara detail, dia menegaskan bahwa pergantian itu tidak berdampak pada pabrik baterai kendaraan listrik Hyundai di Indonesia yang berlokasi di Karawang.
Baca Juga
"Tidak [berdampak]. So far so good," jelas Sabik.
Diberitakan sebelumnya, santer dikabarkan LG berniat mundur dari investasi di sisi penghiliran prekursor, katoda, sel baterai hingga daur ulang dalam Proyek Titan. Proyek ini merupakan bagian usaha patungan bersama dengan Indonesia Battery Corporation (IBC).
Terkait dengan hal itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia juga sempat menepis kabar mundurnya LG Energy Solution (LG) dari proyek pengembangan baterai kendaraan listrik.
“Proses tentang LG tidak ada perubahan sedikit pun, yang berubah itu anggota konsorsiumnya. Kalau anggota konsorsium kan urusan internal mereka. Memang mereka melaporkan ada perubahan di konsorsium,” kata Bahlil beberapa waktu lalu.