Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyarankan pengelolaan limbah baterai kendaraan listrik harus sudah mulai dipikirkan dari sekarang.
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi menyampaikan meski limbah baterai kendaraan listrik baru muncul 8-10 tahun ke depan, tapi pengelolaan limbah baterainya harus mulai dipikirkan saat ini.
“Saya rasa sudah mulai harus dipikirkan, walaupun limbah baterai baru akan nongol beberapa tahun ke depan bisa sampai 8-10 ke depan, dan saya rasa pemerinta telah mulai memikirkan hal tersebut, jadi saya tidak khawatir,” ujar Nangoi saat dihubungi Bisnis, Kamis (21/12/2022).
Sementara itu, pengamat energi dan ekonomi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menyebut bahwa perusahaan yang memproduksi baterai kendaraan listrik wajib membangun fasilitas pengelolaan limbahnya.
Pasalnya, menurut Fahmy sangat ironis ketika komponen utama untuk kendaraan listrik malah menghasilkan masalah baru bagi lingkungan.
“Akan diolah sendiri atau disubkotrakan ke perusahaan lain tidak masalah. Terpenting perusahaan baterai tidak menyingkirkan limbahnya,” ungkap Fahmy saat dihubungi Bisnis, Kamis (21/12/2022).
Di sisi lain, dia menyarankan kepada pemerintah untuk mewajibkan perusahaan baterai dalam mengelola limbah dari komponen utama kendaraan listrik tersebut tanpa terkecuali.
“Pemerintah harus membuat aturan yang mewajibkan perusahaan baterai untu mengolah limbahnya [sendiri]. Penegakan aturan tersebut harus dilakukan tanpa pandang bulu dan mencegah intervesi oligarki,” pungkasnya.