Bisnis.com, JAKARTA- Anak usaha ANTM, Indonesia Battery Corporation (IBC) mengincar dana green fund senilai US$2 miliar setara Rp29,5 triliun yang dijaring Indonesia Investment Authority (INA) melalui kerja sama dengan CATL dan CMBI.
Indonesia Investment Authority (INA), lembaga sovereign wealth fund Indonesia baru saja membuat kesepakatan dengan Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) dan CMB International Corporation Limited (CMBI) pada momen konferensi B20 di Bali, Senin (14/11/2022).
Nota Kesepahaman yang ditandatangani terkait Green Fund sekitar US$2 miliar atau sekitar Rp29,6 triliun. Dana tersebut dikucurkan untuk membangun rantai nilai dari hulu hingga hilir bagi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terutama di Indonesia sebagai bentuk dukungan keberlanjutan dan komitmen Indonesia mencapai target Net Zero Emission pada 2060.
Green Fund akan menjadi platform khusus menangkap peluang investasi dalam ekosistem EV yang sedang berkembang. Indonesia dianggap memiliki posisi strategis untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok EV global, mengingat seperempat dari cadangan nikel dunia ada di Indonesia.
Menangkap peluang tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bersama empat BUMN sektor pertambangan dan energi, yakni Holding Industri Pertambangan (MIND ID), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) telah mendirikan PT Industri Baterai Indonesia/Indonesia Battery Corporation (IBC) di kuartal pertama tahun 2021 lalu.
IBC diamanahkan fokus pada pengelolaan ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik (Electric Vehicle Battery) yang terintegrasi dari hulu hingga hilir untuk memaksimalkan potensi sumber daya mineral di Indonesia.
Baca Juga
Menurut Erick, kekayaan nikel merupakan modal pengembangan rantai pasok EV battery dari hulu ke hilir. Sejak Indonesia mengambil kebijakan hilirisasi industri minerba, salah satunya fokus pengembangan industri EV battery, banyak perusahaan internasional yang ingin menjajaki kerja sama dengan Indonesia.
"Oleh karena itu, keterlibatan dan kepercayaan INA, CATL dan CMBI dalam pengembangan EV battery, harus kita apresiasi," ujar Erick dalam keterangan, Rabu (15/11/2022).
Sebelumnya, IBC dan ANTAM menjalin kolaborasi dengan pemain baterai global melalui penandatanganan Framework Agreement pada 14 April 2022 untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi. Perkiraan total nilai investasi dari mitra global ini mencapai sebesar US$15 Miliar atau setara dengan Rp215 triliun.
IBC yang merupakan konsorsium BUMN itu menggandeng PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd. (CBL) dan LG Energy Solution (LG). CBL sendiri merupakan anak usaha Guandong Brunp Recycling Technology Co., Ltd yang kepemilikannya secara langsung dikenalikan CATL.