Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan mobil sepanjang 2022 melonjak dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski tumbuh 30,43 persen, ketersediaan micro chip atau semikonduktor menjadi kendala produsen.
Berdasarkan catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan domestik pada April 2022 sebanyak 82.877 unit. Realisasi tersebut turun 15,89 persen dari bulan sebelumnya. Pada Maret 2022, total penjualan domestik sebanyak 98.544 unit.
Meski penjualan April 2022 turun secara bulanan (month to month/mtm), masih lebih baik jika dibandingkan tahun lalu (year to year/yty). Penjualan pada 2021 sebanyak 78.908 unit. Artinya, ada kenaikan 5,02 persen.
Jika dilihat sepanjang tahun hingga April (year to date/ytd), penjualan pada 2022 sebanyak 346.849 unit. Realisasi tersebut melonjak signifikan dari periode yang sama tahun lalu, yaitu 30,43 persen (265.934 unit).
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiharto mengatakan bahwa ada beberapa catatan mengapa penjualan bulan lalu secara bulanan turun. Selain itu juga evaluasi dia sepanjang tahun 2022.
“Relaksasi PPnBM [pajak penjualan atas barang mewah] berahir di Maret, April bulan puasa, bulan pendek, dan kendala supply micro chip,” katanya melalui pesan instan, Minggu (22/5/2022).
Jongkie tidak menjelaskan secara tersurat terkait tersendatnya kemampuan pelaku industri memproduksi mobil baru terhadap masih belum cukupnya micro chip. Namun, dia mengakui hal tersebut menjadi kendala bagi produsen mobil.
“Permintaan dari konsumen masih cukup baik, supply yang ada kendala, yaitu micro chip,” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku intens melobi pelaku industri mikrocip untuk menyediakan salah satu komponen penting kendaraan tersebut lebih banyak.
“Sejak tahun lalu saya melobi secara intens kepada pelaku industri cip baik dalam maupun luar negeri agar mau ekspansi di Indonesia,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (18/5/2022).
Agus menjelaskan bahwa disrupsi supply chain di sektor cip sudah taraf mengganggu seluruh produsen otomotif tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia.
“Ini [mengajak pelaku industri cip ekspansi] memang tidak mudah. Tapi potensi pasar Indonesia sangat besar,” jelasnya.