Bisnis.com, JAKARTA – Perkembangan industri mobil listrik nasional terus mengalami percepatan. Banyak pihak yang berharap mobil listrik dapat menyasar masyarakat yang lebih luas dengan harga Rp200 juta hingga Rp300 juta.
Makmur, Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), menyampaikan bahwa perseroan menyadari permintaan mobil nasional lebih baik berada pada segmen medium low dengan rentang harga Rp200 juta hingga Rp300 juta.
Namun, kata dia, perseroan saat ini masih dapat bertahan di segmen medium upper dengan rentang harga Rp600 juta hingga Rp700 juta.
“Permintaan di segmen ini pun juga masih cukup baik. Apakah bisa turun lagi ke Rp200 juta hingga Rp300 juta? Kami tidak bisa mengatakan hal itu, tetapi kami sudah mampu membuat harga mobil listrik dari yang awalnya miliaran rupiah menjadi Rp600 hingga Rp700 juta,” sebutnya ketika ditanyai Bisnis, Selasa (26/10/2021).
Kendati demikian, Makmur menuturkan bahwa kesempatan untuk menurunkan harga mobil listrik ke harga lebih rendah sangat terbuka. Hanya saja hal tersebut akan sangat berpengaruh pada input teknologi dan kapasitas baterai.
Menurutnya, masyarakat sudah kadung berpandangan bahwa mobil listrik merupakan mobil dengan teknologi tinggi, sehingga input teknologi menjadi salah satu komponen biaya dalam produksinya.
Baca Juga
Selain itu, pihaknya juga masih terus melakukan kajian terkait kenyamanan pelanggan jika kapasitas baterai mobil listrik hanya bisa untuk menempuh 50 kilometer.
“Memang itu tidak oke, tapi perlu dicatat bahwa harga baterai itu sampai 30 persen dari harga mobil itu sendiri. Karena mobil umum itu ada mesin transmisi dan bodi, kalau mobil listrik tidak ada mesinnya dan diganti baterai. Jadi harga ini berpengaruh.”