Bisnis.com, JAKARTA — Pasokan mobil Honda ke dealer turun 18,7 persen pada Agustus 2021 secara bulanan. Hal ini disebabkan oleh krisis cip semikonduktor yang tengah melanda industri otomotif secara global.
Direktur Inovasi Bisnis, Penjualan, dan Pemasaran PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy mengatakan hingga saat ini permintaan konsumen masih terbilang baik. Di tengah keterbatasan ketersediaan komponen, pabrik tengah berupaya mengoptimalkan produksi.
"Dan kami berusaha untuk memenuhi permintaan konsumen dalam waktu sesingkat-singkatnya," katanya kepada Bisnis, Selasa (14/9/2021).
Dia menuturkan teknologi yang digunakan seluruh mobil Honda yang dipasarkan saat ini sudah menggunakan komponen cip semi konduktor.
"Kendati demikian, produk yang selama ini memiliki tingkat produksi yang tinggi seperti Honda Brio memang saat ini lebih terlihat dampaknya dibanding produk lainnya," imbuhnya.
Sebelumnya, HPM optimistis market share dapat dipertahankan pada 14 persen seiring dengan pulihnya permintaan pasar seiring insetif PPnBM.
"Dengan perkembangan tersebut, target kami mempertahankan pangsa pasar di 14 persen," katanya.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan wholesale bulanan Honda per Agustus tahun ini tercatat 7.337 unit. Meski secara tahunan, capaian ini sudah lebih baik dari periode sama tahun lalu 3.047 unit, tetapi capaian ini lebih kecil dari Juni dan Juli yang masing-masing 8.782 unit dan 9.030 unit.
Adapun diberitakan sebelumnya Toyota Motor Corporation, memangkas target produksi tahunan hingga 300.000 unit mobil pada tahun ini. Kebijakan tersebut akan terbagi dalam dua tahap, yakni 70.000 unit mobil bulan ini dan 230.000 unit pada Oktober.
Pemangkasan produksi mobil Toyota terjadi lantaran meningkatnya virus Covid-19 yang memperlambat produksi dari pabrik suku cadang di Vietnam dan Malaysia. Kekurangan cip semikonduktor secara global ikut menambah persoalan dalam produksi mobil.
“Ini kombinasi dari virus Corona dan semikonduktor. Namun, saat ini virus coronalah yang memiliki dampak luar biasa," ujar Kazunari Kumakura, Eksekutif Toyota.