Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Merek Mobil Jepang Meroket, Krisis Cip Mengintai

Seiring dengan pulihnya permintaan mobil setelah kontraksi penjualan akibat pandemi Covid-19, pabrikan otomotif Jepang berhadapan dengan kekurangan pasokan cip semikonduktor.
Seorang pekerja tengah merakit komponen kendaraan di pabrik mobil. /Reuters
Seorang pekerja tengah merakit komponen kendaraan di pabrik mobil. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Pabrikan mobil Jepang mencatatkan kenaikan penjualan pada April 2021, seiring meningkatnya permintaan di pasar China dan Amerika Serikat (AS).

Namun, pada saat bersamaan, sejumlah analis mewaspadai adanya krisis pasokan cip atau chip semikonduktor pada pertengahan tahun ini.

Mengutip Bloomberg, Jumat (28/5/2021), penjualan global Toyota Motor Corp naik 103 persen menjadi 859.448 unit pada April. Kinerja itu ditopang oleh menguatnya permintaan di pasar AS dan China melalui model SUV Rav4.

Sementara itu, penjualan global Nissan Motor Co pada April naik 65 persen menjadi 358.656 unit, sementara penjualan domestik Honda Motor Co naik 106 persen menjadi 47.817 unit.

Akan tetapi, angka produksi dari para pabrikan Jepang ini menceritakan kisah yang sedikit berbeda. Pada April, Toyota memproduksi 761.459 unit kendaraan, naik dua kali lipat dari tahun lalu.

Namun, jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2019, capaian itu sedikit turun. Adapun, produksi Nissan dan Honda pada periode yang sama turun 29 persen dan 7 persen.

Analis Intelijen Bloomberg Tatsuo Yoshida mengatakan produsen mobil di seluruh dunia mulai bergulat dengan kenyataan bahwa mereka tidak bisa memanfaatkan permintaan mobil yang mulai pulih karena kekurangan pasokan semikonduktor (cip).

“Keadaan ini menyebabkan persediaan ketat untuk beberapa pembuat mobil seperti Toyota,” ujar Tatsuo.

Menurut analis Carnorama Takeshi Miyao, Toyota relatif tidak terluka oleh krisis pasokan semikonduktor hingga saat ini berkat praktik manajemen rantai pasokan yang kokoh. Namun, dia memprediksi jalur produksi Toyota mulai merasakan krisis pada Juni dan Juli.

Adapun, pada briefing awal bulan ini, Chief Financial Officer Toyota Kenta Kon mengatakan bahwa perusahaan tidak memperkirakan kekurangan pasokan cip sehingga mampu mempengaruhi operasinya secara besar-besaran.

Di sisi lain, Nissan menyatakan bahwa memperkirakan kekurangan cip akan mengurangi sekitar 500.000 unit dari produksinya tahun fiskal ini. Perusahaan pun berharap mampu menggantikan unit produksinya yang hilang pada paruh kedua 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper