Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Semikonduktor Bisa Ganggu Perkembangan Mobil Listrik di RI

Krisis pasokan semikonduktor telah menghantam produsen otomotif global dan memaksa mereka untuk menutup sementara fasilitas pabriknya.
Dealer mobil Toyota di Australia. /toyota.com.au
Dealer mobil Toyota di Australia. /toyota.com.au

Bisnis.com, JAKARTA — Gejolak pasokan semikonduktor atau cip diprediksi bisa mengganggu perkembangan industri mobil listrik di dalam negeri, jika situasi ini berlangsung selama lebih dari satu tahun.

“Semikonduktor merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan untuk mengontrol sistem baterai dan power train pada kendaraan listrik,” ujar pengamat sektor otomotif Yannes Martinus Pasaribu saat dihubungi Bisnis, Rabu (19/5/2021).

Yannes menuturkan mobil listrik modern memerlukan konektivitas yang memungkinkan pabrikan mengirimkan pembaruan pada perangkat lunak. Komponen ini biasanya terpasang pada media penyimpanan data mini di perangkat keras.

“Perangkat keras berisi identitas dan fungsional dari perangkat keras mobil, termasuk sistem rem dan power train. Semakin canggih mobil listrik, semakin banyak semikonduktor yang dibutuhkannya,” kata Yannes.

Dia menambahkan sistem interface digital dan navigasi canggih, yang selama ini menggunakan cip, dapat kembali ke sistem analog jika hingga 2022 kelangkaan cip masih menyelimuti produksi mobil global, termasuk Indonesia.

Krisis pasokan semikonduktor telah menghantam produsen otomotif global dan memaksa mereka untuk menutup sementara fasilitas pabriknya. Situasi ini kian memberatkan langkah pemulihan industri otomotif, yang tahun lalu terdampak pandemi.

Terhambatnya pasokan untuk industri otomotif terjadi karena pada produsen cip tengah berjuang memenuhi tingginya permintaan dari perusahaan elektronik global. Alhasil, produsen mobil berisiko tidak mendapatkan pasokan yang cukup.

Kelangkaan cip semikonduktor global mengganggu produksi kendaraan bermotor sejak beberapa bulan terakhir. Salah satu perusahaan otomotif yang terdampak adalah produsen mobil Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang seperti Mitsubishi Motors Corp.

General Motors, Volkswagen, Toyota, Ford, dan Stellantis sudah lebih dulu membatasi produksi di sejumlah negara. Sejumlah perusahaan industri otomotif di AS, China, dan Eropa bahkan menutup sementara pabrik mobil mereka lantaran kelangkaan semikonduktor.

Stephan Wollenstein, CEO Volkswagen di China, mengatakan kekurangan cip berdampak pada model yang menggunakan program stabilitas elektronik, sensor yang bekerja dengan sistem pengereman anti-terkunci pada mobil guna mencegah macetnya roda saat belok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper