Bisnis.com, JAKARTA — Ekspor mobil utuh atau completely built up (CBU) sepanjang kuartal I/2021 relatif stagnan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), volume pengapalan mobil CBU sebanyak 78.820 unit pada tiga bulan pertama tahun ini atau hanya naik 0,3 persen secara tahunan.
Secara bulanan, ekspor justru merosot 10,7 persen dibandingkan dengan Februari 2021. Sementara itu, capaian Maret 2021, bila dibandingkan dengan Maret 2020 atau periode pertama pandemi Covid-19 di Indonesia turun 1,1 persen.
Kontras, pada kuartal I/2021, ekspor mobil terurai atau completely knock down (CKD) melesat 79,4 persen menjadi 29.175 unit.
Adapun PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mencatat ekspor mobil utuh atau Completely Built-Up(CBU) sepanjang kuartal I/2021 masih mengalami kontraksi.
Volume pengapalan mobil CBU Toyota dari Indonesia sebanyak 49.200 unit atau turun 1,6 persen secara tahunan. Namun, bila dibandingkan dengan kuartal IV/2020, pabrikan mencatat pertumbuhan sebesar 2 persen.
Menurut Direktur Corporate Affairs TMMIN Bob Azam hal tersebut menunjukan bahwa kinerja ekspor Toyota semakin mendekati kondisi sebelum pandemi Covid-19, di mana pada kuartal I/2020 pengapalan mobil CBU mencapai 50.000 unit.
"Kami berharap kondisi ekspor industri otomotif Indonesia tahun ini sudah mulai berangsur-angsur pulih dan setidaknya mencapai 80 persen dari pencapaian ekspor sebelum pandemi Covid-19 melanda,” kata Bob, dalam keterangan resmi, Jumat (23/4/2021).
Baca Juga : Penjualan Mobil Melesat, Bagaimana Nasib Industri Komponen? Penjualan Mobil Melesat, Bagaimana Nasib ... |
---|
Mengutip data Gaikindo mencatat, ekspor CBU Toyota pada tiga bulan pertama 2021 berkontribusi hingga 62 persen terhadap total ekspor otomotif nasional Indonesia.
Sementara itu, sepanjang kuartal pertama 2021, PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) membukukan pertumbuhan ekspor mobil sebesar 12 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dengan memosisikan XL7 sebagai kontributor terbesar.
Perusahaan mencatat ekspor secara utuh atau completely built up (CBU) XL7 berkontribusi hingga 25,3 persen. Ekspor terurai (CKD) ditopang oleh Karimun Wagon R dengan kontribusi 29,3 persen dan CBU Ertiga menyumbang 14,1 persen.
Selain itu, Suzuki juga mencatatkan peningkatan angka ekspor CBU pada Maret jika dibandingkan dengan Februari 2021. Peningkatan itu dipimpin oleh produk buatan dalam negeri, Carry Pick Up yang permintaannya meningkat hingga 66 persen.
Production Planning Control Assistant to Dept. Head SIM, Apriyanto, menyebutkan XL7 mengalami pertumbuhan ekspor hingga 136 persen jika disandingkan dengan kinerja pengapalan Januari-Maret 2020. Adapun, ekspor Karimun Wagon R naik 277 persen.
“Melihat adanya tren pergerakan ekspor yang positif, Suzuki Indonesia optimistis industri otomotif akan mulai pulih tahun ini,” ujarnya.
Apriyanto menuturkan bahwa total ekspor Suzuki pada periode Januari-Maret 2021 mencapai 17.216 unit, dengan 51 negara tujuan ekspor yang tersebar di Asia, Timur Tengah, Afrika, Amerika Selatan, Oseania, dan Afrika.