Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tesla Dicurigai Mata-mata oleh China, Ini Respons Elon Musk

Pernyataan Elon Musk muncul kurang dari 24 jam, setelah militer China melarang mobil Tesla masuk ke kawasan militer untuk mencegah ancaman keamanan. Sebab, di dalam mobil tersebut terpasang kamera dan sensor ultrasonik yang bisa mengekspos lokasi target.
Elon Musk, pendiri SpaceX dan chief executive officer Tesla Inc., saat tiba di acara penghargaan Axel Springer di Berlin, Jerman, belum lama ini/Bloomberg
Elon Musk, pendiri SpaceX dan chief executive officer Tesla Inc., saat tiba di acara penghargaan Axel Springer di Berlin, Jerman, belum lama ini/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Chief Executive Officer Tesla Inc, Elon Musk, menyatakan dengan keras bahwa perusahaan mobil listrik tersebut tidak memanfaatkan teknologi pada kendaraannya untuk memata-matai atau melakukan spionase.

Dalam China Development Forum, Elon Musk, yang mengenakan setelan hitam dengan kemeja putih dan dasi hitam, mengatakan bahwa mobil Tesla tidak diperuntukkan untuk mematai China, seperti yang sudah dituduhkan. 

“Jika sebuah perusahaan komersial benar-benar terlibat dalam kegiatan mata-mata, efek negatif bagi perusahaan itu akan sangat buruk,” ujar Elon Musk, dikutip dari Bloomberg, Senin (22/3/2021).

Musk, yang berbicara pada sesi bertajuk The Next Disruptive Innovation, menambahkan jika Tesla memang digunakan untuk melakukan spionase, maka perusahaan akan menutup pabriknya di negara mana pun.

“Ada tuntutan yang sangat kuat bagi kami dalam menjaga kerahasiaan informasi apa pun. Jika Tesla menggunakan mobil untuk melakukan mata-mata di China atau di mana pun, kami akan tutup pabrik itu,” pungkasnya.

Pernyataan Elon Musk muncul kurang dari 24 jam, setelah militer China melarang mobil Tesla masuk ke kawasan militer untuk mencegah ancaman keamanan. Sebab, di dalam mobil tersebut terpasang kamera dan sensor ultrasonik yang bisa mengekspos lokasi target.

Oleh karena itu, Musk merasa perlu mengklarifikasi dugaan tersebut. China merupakan negara dengan pasar kendaraan listrik terbesar di dunia. Negara ini pun menjadi kunci dari ambisi Musk yang ingin mendorong pertumbuhan mobil listriknya secara global.

Pada tahun lalu, perusahaan yang bermarkas di Palo Alto, California ini, menjual lebih dari 130.000 unit Tesla Model 3 di China. Volume penjualan tersebut membuat China menjadi pasar kedua terbesar Tesla, setelah Amerika Serikat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper