Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak PPnBM Nol Persen, Pemesanan Mobil Naik 140,8 Persen

Pemerintah pun meminta agar pabrikan dapat meningkatkan utilisasi sehingga bisa cepat melayani permintaan konsumen tersebut. 
Pameran mobil GIIAS. /GIIAS
Pameran mobil GIIAS. /GIIAS

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian mencatat animo masyarakat terhadap kebijakan PPnBM nol persen untuk mobil tertentu sangat tinggi. Hal ini terlihat dari purchase order atau surat pemesanan yang naik 140,8 persen per 12 Maret 2021. 

“Pemerintah menyambut baik animo masyarakat dalam menikmati fasilitas relaksasi ini, terbukti dengan kenaikan tingkat purchase order sebesar 140,8 persen [per 12 Maret 2021] setelah ada relaksasi PPnBM kendaraan bermotor,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resmi belum lama ini. 

Pemerintah pun meminta agar pabrikan dapat meningkatkan utilisasi sehingga bisa cepat melayani permintaan konsumen tersebut. 

Sementara itu, pengumuman pembebasan pajak penjualan barang mewah (PPnBm) untuk mobil tertentu yang digencarkan sejak Februari 2021 membuat konsumen menahan pembelian ke bulan Maret.

Penjualan ritel kendaraan roda empat atau lebih pada Februari turun 15 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Gaikindo mencatat penjualan ritel roda empat pada Februari mencapai 49.202, sedangkan pada Januari dealer mampu melego 52.909 unit kendaraan ke konsumen.

Adapun diberitakan sebelumnya, meningkatkan utilitasasi di tengah pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri. Dari sisi pabrikan mobil, pembatasan aktivitas yang masih berlaku dan kesiapan rantai pasokan menjadi isu. 

Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra mengatakan pabrik masih menerapkan jaga jarak antarkaryawan pada fasilitas produksi minimal 1,5 meter.

Oleh sebab itu, kata Amelia, relaksasi PPnBm tidak serta-merta akan mengerek volume produksi. “Saat kondisi pandemi semua pabrik harus menerapkan protokol, yang mana protokol ini harus menerapkan jarak 1,5 meter antarkaryawan untuk proses produksi, jadi kapasitas yang terpakai tidak bisa penuh seperti kondisi normal,” ujar Amelia.

Dia juga menyoroti kesiapan dari pemasok komponen industri otomotif, yang saat ini membutuhkan waktu untuk meningkatkan produksi. "Produksi pasti akan mengimbangi, hanya membutuhkan waktu,” pungkasnya.

Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Industri Kecil-Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Wan Fauzie mengatakan pelaku usaha berharap kemudahan pembiayaan perbankan dalam menunjang kinerja pelaku usaha. Pasalnya diperkirakan kebutuhan material otomotif akan naik sekitar 20 persen hingga tiga bulan mendatang.

"Setiap bulan kami belanja 200-300 ton material, kebutuhan modalnya sekitar Rp3—4,5 miliar per bulan," kata Fauzie memberikan gambaran kebutuhan perusahaan yang dia pimpin, PT Ganding Toolsindo.

Namun, Fauzi menyebut pada tiga bulan terakhir perbankan sulit mencairkan kembali kredit karena sejumlah alasan misalnya limit yang dikurangi karena adanya pandemi Covid-19. Hal ini dirasakan oleh semua anggota asosiasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper