Bisnis.com, JAKARTA--Isuzu Indonesia menegaskan sangat siap untuk mengikuti aturan pemerintah terkait ODOL dengan catatan pemerintah konsisten menerapkan regulasi ODOL. Pasalnya, untuk tarik ulur penerapan ODOL membuat pelaku manufaktur otomotif tersandera.
Ernando Demily, Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), mengatakan saat ini hanya beberapa negara yang masih bergulat dengan truk obesitas sehingga desain kendaraannya sangat unik.
Sebagai produsen, Isuzu siap untuk bersama-sama mengatasi truk over dimension and over loading (ODOL). Divisi riset dan pengembangaan, katanya, bekerja sangat keras karena pada saat hampir bersamaan ada kebijakan biodiesel 100 persen dan Euro 4.
"Ini akan berdampak kepada pengembangan produk. Pada saat yang sama juga kami diminta bergerak ke bahan bakar nabati B100, pertama di dunia. Sejalan dengan itu juga Euro 4, ini sedikit kontradiksi dalam hal emisi," ujarnya di Jakarta, Selasa (3/11/2020).
Hal itu disampaikan pada diskusi daring berjudul Dampak Pandemi Covid-19 dan Perubahan Lanskap Industri Logistik Nasional yang dilaksanakan Bisnis Indonesia.
Ernando menjelaskan untuk mengembangkan produk butuh waktu karena harus menyiapkan rantai pasok mulai dari tier I hingga tier III. Isuzu pada prinsipnya siap mengikuti aturan pemerintah asal kebijakan itu dijalankan dengan konsisten.
Baca Juga
“Dari sisi manufaktur kami ikuti regulasi, kami sampaikan ke pemerintah yang penting konsisten kebijakan itu seperti apa,“ paparnya.
Seperti diketahui, ODOL menjadi salah satu masalah laten sektor logistik. Truk obesitas disebut-sebut berkontribusi besar terhadap peningkatan anggaran perbaikan jalan, tetapi sulit ditinggalkan karena telah digunakan sangat lama. Konsistensi pemerintah menerapkan aturan suka tidak suka akan membuat produsen otomotif kompak mengikuti.