Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Bank Sulit, Industri Komponen Otomotif Perlu Skema Baru

Pelaku industri komponen otomotif meminta skema kredit sebagai solusi untuk upaya perbaikan arus kas guna kembali berproduksi memenuhi permintaan pabrikan yang mulai beroperasi.
Pimpinan PT Rachmat Perdana Adhimetal, Syaeful Munir (kanan) menjelaskan produk komponen sepeda motor kepada Quality Technology Division Head PT Astra Honda Motor, Setyo Budi Anang (kiri) dan Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra, Henry C. Widjaja, di Jakarta, Rabu (11/4/2018).JIBI-Dedi Gunawan
Pimpinan PT Rachmat Perdana Adhimetal, Syaeful Munir (kanan) menjelaskan produk komponen sepeda motor kepada Quality Technology Division Head PT Astra Honda Motor, Setyo Budi Anang (kiri) dan Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra, Henry C. Widjaja, di Jakarta, Rabu (11/4/2018).JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri komponen otomotif meminta skema kredit sebagai solusi untuk upaya perbaikan arus kas guna kembali berproduksi memenuhi permintaan pabrikan yang mulai beroperasi.

Ketua Umum Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Rosaline Faried mengatakan saat ini untuk roda dua dan empat sudah mulai meningkatkan produksi. Bulan ini untuk roda diperkirakan akan meningkat menjadi 38.000 unit dari bulan lalu 32.000 unit.

"Roda empat juga sudah mulai, Daihatsu bulan ini akan produksi 8.000 unit dari bulan lalu yang 4.000 unit. Sementara kami sudah 6 pekan menunggu KUR tidak ada progres, kredit investasi sedang diblok. Jadi ini bagaimana solusi yang tepat," katanya dalam webinar bertajuk Prospek Pemulihan Ekonomi Sektor Industri Kecil Menengah, Selasa (8/9/2020).

Rosaline menyebut KUR Rp500 juta untuk stimulus sebenarnya sangat tidak bisa untuk industri komponen ini. Untuk itu, dia berharap pemerintah dan pihak terkait dapat merilis kebijakan yang tepat.

Pasalnya jika tidak, IKM komponen dari negara lain sudah siap mengantri untuk memenuhi kebutuhan industri otomotif dalam negeri.

Ketua Dewan Pengawas PIKKO Wan Fauzi sebelumnya menyampaikan anjloknya permintaan kendaraan bermotor pada kuartal II/2020 membuat banyak pabrikan gulung tikar. Pasalnya, kekuatan arus kas IKM komponen otomotif notabene mengandalkan waktu perputaran uang yang singkat.

"Akibat [anjloknya permintaan] dari Mei itu akibatnya ada [pabrikan] yang tutup. Walaupun [utilisasi] naik, itu karena perpindahan permintaan dari yang tutup ke yang masih buka. Tapi, [efek maranya IKM komponen otomotif yang tutup] akan terasa nanti," ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini.

Fauzi berujar pelaku IKM komponen otomotif telah mengurangi tenaga kerja sekitar 30-40 persen per pabrikan. Menurutnya, rata-rata pengurangan tenaga kerja selama 3 bulan terakhir adalah 20 persen dari total tenaga kerja di IKM komponen otomotif.

Walakin, presentase tersebut hanya menghitung pegawai tetap. Jika memasukkan tenaga kerja kontrak, presentase pengurangan tenaga kerja bisa menembus level 50 persen.

"[Pengurangan tenaga kerja] seluruhnya bisa sampai 1 juta orang. Kalau APM [Agen Penjual Mobil] bisa bertahan karena dia maish bagus keuangannya. Kalau [IKM] yang pas-pasan, ada yang sampai tutup," ucapnya.

Fauzi menyatakan utilisasi pabrikan anjlok ke bawah 10 persen per Mei 2020 lantaran tidak ada permintaan sama sekali di pasar. Adapun, utilisasi pabrikan IKM komponen otomotif kini sudah membaik ke lvel 50 persen.

Fauzi menyatakan IKM komponen otomotif masih terseok akibat terkurasnya modal kerja pabrikan sekitar 3 bulan oleh gaji karyawan, dan beban produksi lainnya, sedangkan mesin pabrikan masih belum menyala.

Seperti diketahui, Bank Indonesia telah menurunkan ketentuan uang muka pembelian kendaraan bermotor menjadi 0 persen. Beleid tersebut dinilai akan menggenjot permintaan komponen otomotif pada 2021.

Oleh karena itu, Fauzi mengusulkan agar pemerintah memberikan stimulus baru kredit erbunga rendah khusus untuk IKM komponen otomotif. Fauzi menilai hal tersebut diperlukan lantaran IKM komponen otomotif jgua memiliki karakteristik usaha padat modal.

Pemerintah telah mengatur nilai pinjaman maksimum untuk program kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp500 juta. Namun demikian, Fauzi menyatakan per IKM komponen otomotif saat ini membutuhkan kredit sekitar Rp10 miliar-Rp20 miliar, namun tetap dengna bunga rendah maksimal 6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper