Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PSBB Meluas, Penjualan Mobil Mei 2020 Diprediksi Kian Terpuruk

Sejumlah pemain di sektor Otomotif meyakini bahwa Mei 2020 menjadi salah satu periode terberat karena penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di Indonesia semakin meluas.
Display penjualan mobil baru di salah satu dealer Honda di Jakarta, Selasa (28/1/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Display penjualan mobil baru di salah satu dealer Honda di Jakarta, Selasa (28/1/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja pabrikan otomotif nasional secara beruntun mengalami pelemahan penjualan di tengah pandemi virus corona atau Covid-19. Sejumlah pemain di sektor ini pun meyakini bulan Mei 2020 menjadi salah satu periode terberat.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo ) mencatat, April menjadi pemberat angka penjualan secara kumulatif di sepanjang tahun berjalan. Pada bulan itu, kinerja wholesale turun 90,63 persen dan ritel menurun 70 persen secara tahunan.

Sepanjang Januari-April, penjualan wholesale dan ritel mencapai 244.762 unit dan 243.634 unit. Keduanya tercatat mengalami penurunan sebesar 27,9 persen dan 28,7 persen secara tahunan.

Amelia Tjandra, Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), menuturkan kinerja penjualan pada Mei 2020 diakui jauh lebih anjlok dibandingkan April karena penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB semakin meluas.

“Iya, [penjualan Mei] lebih jelek dari bulan lalu,” tuturnya kepada Bisnis, Minggu (31/5/2020).

Hal senada diungkapkan oleh Yusak Billy, Business Innovation and Marketing & Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM). Dia menyebutkan tren pemesanan kendaraan pada Mei jauh lebih rendah dibandingkan kinerja April.

Menurut Billy, pelemahan terjadi karena kontribusi area yang terkena dampak dari PSBB mencapai 70 persen dari total area pasar. Namun, dia belum dapat memerinci seberapa besar penurunan penjualan yang dialami Honda Prospect.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan. Menurutnya, penerapan PSBB di sejumlah wilayah memberikan dampak terhadap sisi suplai ataupun permintaan kendaraan.

Dia menyebutkan dari sisi suplai, PSBB membuat emiten otomotif tidak lagi gencar melakukan promosi untuk menjaga denyut penjualan laiknya periode normal. Adapun, penurunan pendapatan memengaruhi daya beli masyarakat, sehingga pembelian kendaraan menurun. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper