Bisnis.com, JAKARTA - Para pebisnis aksesori kendaraan roda dua mengeluhkan dampak buruk pandemik virus corona baru COVID-19, dengan permintaan turun sekitar 30 persen dibandingkan dengan kondisi normal.
Selain hambatan pengiriman dan pembatalan sebagian pesanan, pembeli yang biasa datang langsung ke toko juga berkurang.
"Penjualan tetap masih ada, tapi ya pasti turun. Sekitar 30 persenan karena kan yang biasa datang jadi ga berani datang," ungkap pedagang aksesori sepeda motor Kelly Nugroho, Minggu (12/4/2020).
Pria yang akrab disapa Kelly ini menjual berbagai macam aksesori motor dari berbagai negara, dengan memanfaatkan platform online yang memudahkan pembeli.
Tidak hanya menjual lewat platform online, Kelly juga membuka gerai di wilayah Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan.
Menurut dia, terdapat beberapa wilayah yang sudah tidak menerima barang dari luar sehingga barang tak bisa dikirim. Dia mengatakan bahwa Indonesia bagian Timur sudah banyak yang tidak menerima barang dari luar.
"Di beberapa daerah sudah ada yang menutup lokasinya, ada yang udah pesan jauh-jauh hari, ketika ada penutupan daerah itu di Papua dan NTB kalo tidak salah dan Indonesia Timur udah ada yang nutup dan mereka batalin pembelian di kita, dan ekspedisi juga ga bisa kirim ke sana," jelas dia.
Bisnis Kelly terbilang lumayan mengingat aksesori yang dijualnya ada yang berharga puluhan juta rupiah. Jadi, wajar jika sekarang ia mengeluh ketika ada pembatalan pembelian.
"Ada orang yang sudah pesan jauh-jauh hari, ketika saya follow up balik mereka bilang ga jadi, karena ada efek WFH (work from home), uang makan, transport, di potong dari perusahaan. Jadi barang saya banyak yang mandek di toko," kata dia.
Pemilik akun @kelly_nugorho juga kerap menjajakan jualannya di Instagram, kebanyakan yang dia jual adalah barang seperti rantai, knalpot, velg hingga handgrip yang kebanyakan berasal dari mancanegara.
"Enggak semua sih dari luar, paling 70 persen emang barang impor, dari Jerman, US, Italia, dan paling dekat itu dari Malaysia," kata dia.
"Yang mahal itu knalpot Akrapovic dan sekarang barang import itu kerasa banget ancurnya. Biasa kita beli misal sejuta, dan sekarang naik bisa 20 persen bisa jadi Rp1,2 juta itu baru yang sejutaan, kalo yang di atas 15 juta dan lebih gimana coba," tambah dia.
Dia juga tidak bisa menyalahkan para pelanggan yang membatalkan pembelian, karena menurut dia belanja aksesori memang tidak seperti kewajiban di saat ini.
"Usaha gue ini kan usaha yang orang gak terlalu pikirin, maksudnya mereka lebih memikirkan sandang papan dan pangan, nah aksesori bisa ada di urutan 13 mungkin. dan mereka save duit kebanyakan untuk keperluan sehari-hari," ungkap dia.
Di lain kesempatan, Ari Riswantoro yang sering menjual spare part dari Kymco mengalami hal yang serupa. Dia mengatakan kehilangan pelanggan hampir 50 persen selama pandemik corona menyerang Indonesia.
"Penjualan pada Maret menurun drastis sampai 50 persen kurang lebih. Alhamdulillah pada awal April mulai ada peningkatan," kata dia saat dihubungi melalui pesan singkat, Minggu.
Ari yang biasa menawarkan barangnya melalui platform digital dari komunitas ke komunitas, sebelum adanya virus corona ia sanggup menjual hingga 15 paket per hari. Dia hanya menjual spare part untuk motor Kymco.
"Kalo item barang tidak menentu biasanya part area CVT sih, seperti roller, belt drive, biasanya sih 5-15 paket kiriman. Dan per paket ada yang 1-5 item barang,"
"Di group FB Kymco Indonesia Jual Beli, dan market place FB," katanya, sedangkan jualannya di Shopee belum ramai.
Para pebisnis aksesori dan spare part ini berharap pemerintah cepat menangangi virus corona dan pandemik ini segera berakhir sehingga roda perekonomian cepat berjalan normal kembali.