Bisnis.com, JAKARTA – PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia menyatakan masih mengkaji peluang membawa model terelektrifikasinya secara impor terurai dan merakitnya di Indonesia.
Presiden Direktur PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia Choi Duk Jun mengatakan bahwa perubahan menuju era mobil listrik adalah keniscayaan. Namun, menurutnya masih banyak hal yang perlu dibenahi sebelum Indonesia benar-benar menjadi pasar mobil listrik yang potensial.
“Pasar maupun pemerintah sudah mendorong ke arah sana, tapi banyak yang perlu dibenahi. Contohnya stasiun pengisian listrik, infrasutktur penunjangnya,” katanya kepada Bisnis, Selasa (10/12/2019).
Selain itu, dia mengatakan bahwa masih diperlukan kajian lebih dalam mengenai karakteristik transportasi dan cuaca di Indonesia. Kemacetan dan karakteristik udara yang lebih panas akan menjadi tantangan untuk pengembangan mobil listrik di Indonesia.
“AC harus menyala terus di Indonesia karena udaranya lebih panas, dan juga kemacetan. Ada beberapa kondisi yang perlu dibenahi terlebih dahulu, tapi tentunya karena industrinya ke arah sana kami akan pertimbangkan itu,” ujarnya.
Di sisi lain, pemerintah saat ini membolehkan pabrikan untuk mulai pmemperkenalkan mobil listrik ke pasar dalam negeri melalui skema impor utuh ataupun terurai. Namun, setelah itu pabrikan harus mengembangkan produksi kendaraan listriknya di Indonesia dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) tertentu.
Jun menuturkan bahwa untuk saat ini pihaknya tak menutup diri untuk memanfaatkan kesempatan tersebut. Sebagai awalan, menurutnya model kendaraan hibrida punya potensi lebih besar untuk dibawa secara impor terurai ke Indonesia.
“Untuk model hibrida mungkin lebih mudah, tapi untuk model full listrik kami masih dalam proses untuk mengerti lebih dalam tentang aturan mobil listrik, masih sulit bicara mengenai itu, dan tentunya kalau mungkin kami akan bawa ke sini karena kami berkomitmen untuk terus dorong penjualan di sini,” katanya.